Suara.com - Saat Anda mengalami sakit, pernahkah merasa khawatir berlebihan, bahkan sampai menduga kalau itu adalah gejala penyakit kronis? Misalnya saja, sakit kepala yang Anda duga merupakan kanker otak. Pernah? Hati-hati, jika Anda pernah merasa seperti itu, mungkin saja Anda sedang mengalami gangguan kejiwaan hipokondriasis.
Dokter spesialis kejiwaan dr. Andri Sp.KJ menjelaskan bahwa hipokondriasis merupakan gangguan kejiwaan di mana seseorang yakin telah mengidap penyakit berat walaupun gejala yang dialami tidak sesuai atau ringan.
"Misalnya sakit kepala tapi merasa yakin mengalami tumor otak. Sudah diperiksa, tidak ada masalah. Tapi tetap yakin mengalami penyakit itu," jelas dokter Andri seperti dikutip dari kanal YouTube-nya, Kamis (3/8/2020).
Keyakinan itu muncul lantaran seringkali seseorang mencari tahu gejala penyakit berbahaya dan kemudian mencocokkan dengan gejala yang dialaminya. Namun setelah diperiksa, dokter menyatakan tubuhnya sehat.
Andri menjelaskan, lantaran pemeriksaan medis tidak sesuai keyakinannya, pasien hipokondriasis akan terus pergi ke dokter. Padahal gejala sakit fisik yang dialami biasanya hanya pada satu bagian organ. Namun hal itu telah membuat pasien khawatir mengidap penyakit berbahaya sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya.
"Orang mengalami hipokondriasis sebenarnya jarang. Dikatakan bahwa hipokondriasis kepikiran terus sama satu penyakit," katanya.
Menurut Andri, trauma masa lalu bisa jadi penyebab seseorang mengalami hipokondriasis. Seperti pernah mengalami sakit berat saat kecil atau anggota keluarganya yang mengidap penyakit. "Karena kecemasan luar biasa, gejala itu berpindah jadi suatu keyakinan bahwa ada sesuatu yang salah di dalam tubuh," lanjutnya.
Pengobatan melalui terapi agak sulit dilakukan untuk menyembuhkan hipokondriasis tersebut. Sebab pengidapnya akan merasa tidak nyaman jika diminta untuk minum obat.
Andri mengatakan, pasien hipokondriasis umumnya hanya ingin menjalani pemeriksaan medis untuk membuktikan kalau kekhawatirannya benar. Sehingga terapi paling baik seharusnya dilakukan lewat kontrol pikiran dari pasien itu sendiri.
Baca Juga: Pasien Virus Corona Covid-19 Berisiko Alami Gangguan Kejiwaan, ini Buktinya
"Stop googling, jangan terus menerus googling penyakit. Pililah satu dokter yang bisa berikan keyakinan tidak mengalami hipokondriasis. Sebab orang yang hipokondriasis sebenarnya tidak sakit, tapi senang jika mengalami sakit," jelas Andri.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
-
Kuliah di Amerika, Tapi Bahasa Inggris Anak Pejabat Ini Malah Jadi Bahan Ledekan Netizen
-
Shell Rumahkan Karyawan, BP Tutup 10 SPBU Akibat BBM Langka Berlarut-larut
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?