Health / Konsultasi
Kamis, 03 September 2020 | 20:10 WIB
Kasus virus Corona di Brasil cetak rekor baru. (Anadolu Agency/Jose Antonio de Moraes)

Suara.com - Kabar baik datang dari situasi pandemi di Brasil. Setelah berbulan-bulan mengalami peningkatan jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19, kini grafik penambahan kasus tampaknya lebih menurun.

Untuk pertama kalinya sejak Mei, data menunjukkan, sebuah tanda bahwa negara Amerika Latin itu bisa turun dari level tinggi infeksi yang telah membuatnya menderita wabah terburuk kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Hingga kini hampir 4 juta kasus terkonfirmasi di Brasil. Dikutip dari ANTARA, virus itu juga telah merenggut 120 ribu jiwa di Brasil.

Tapi sejak minggu lalu, tingkat kematian harian rata-rata turun di bawah 900 per hari. Jumlah itu merupakan yang terendah dalam tiga setengah bulan dan di bawah tingkat kematian di Amerika Serikat dan India.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

Para peneliti di Imperial College London juga menghitung bahwa tingkat penularan di Brasil sekarang di bawah. Kondisi itu diperlukan agar infeksi baru melambat.

Meski demikian, statistik pemerintah juga masih belum stabil. Pada Selasa dan Rabu, Brasil mencatat lebih dari 1.100 kematian setiap hari, dan para ahli mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan yang terburuk sudah berakhir.

"Kami berada pada tren menurun dibandingkan dengan tren sebelumnya yang tinggi," kata Roberto Medronho, pakar penyakit menular di Universitas Federal Rio de Janeiro. "Tapi, angkanya masih tinggi dan kita harus tetap waspada agar tidak bertambah lagi."

Ahli epidemiologi melihat contoh Brazil sebagai peringatan bagi beberapa negara, seperti India, yang sekarang mengalami lonjakan kasus.

"Apa yang terjadi di Brazil adalah peringatan," kata Albert Ko, profesor di Yale School of Public Health yang memiliki pengalaman puluhan tahun di Brazil. "Epidemi telah menghantam Brazil dengan keras dan banyak intervensi berbasis bukti tidak diterapkan atau dilakukan dengan benar di banyak tempat."

Baca Juga: Penelitian Ungkap Antibodi Covid-19 Bertahan di Tubuh Selama 4 Bulan

Load More