Suara.com - Obesitas atau kelebihan berat badan bisa jadi pemicu timbulnya penyakit tidak menular berbahaya termasuk kanker. Hal tersebut diucapkan oleh Konsultan Gizi, DR. Dr. Samuel Oetoro MS SpGK (K) di hadapan media.
"Jumlah makan jangan terlalu banyak. Kalau kebanyakan bisa mengalami obesitas. Itu pemicu kanker, terutama pada wanita bisa jadi pemicu kanker payudara,"kata Samuel Oetoro dalam webinar asuransi kanker FWD, Selasa (8/9/2020).
Samuel menambahkan, teratur dengan jadwal makan juga sangat penting. Terutama bagi mereka yang memiliki penyakit maag supaya tidak mengalami asam lambung naik hingga menyebabkan GERD. Menurut Samuel, jika masalah asam lambung naik terus berulang dalam waktu lama, hal itu bisa menyebabkan kanker pada lambung atau tenggorokan.
Selain itu, penting juga untuk menentukan jenis makanan yang dikonsumsi yang mengonsumsi cukup kadar karbohidrat, protein, dan lemak yang dibutuhkan tubuh.
Samuel menyarankan sebagai sumber energi sebaiknya jangan pilih karbohidrat sederhana seperti tepung, gula, dan mi. "Karbo sederhana itu kalau dimakan, dia cepat dicerna, jadi akan membuat gula darah naik secara cepat. Itu bisa memicu kanker. Penderita kanker juga jangan banyak makan gula," jelasnya.
Sementara sumber protein juga harus pilih yang sehat. Sumber protein yang baik bisa didapat dari hewan seperti ikan dan ayam.
Samuel tidak menyarankan daging merah untuk mendapatkan protein, karena justru bisa memicu kanker. "Bahaya juga kadar lemaknya, kadar kolesterolnya. Karena mengandung zat yang bisa berubah jadi mikro karsinogen, pemicu kanker," jelasnya.
Untuk asupan lemak, Samuel menyampaikan bahwa yang diperlukan tubuh adalah lemak sehat yang mengandung omega 3. Kandungan itu bisa didapat dengan mengonsumsi ikan salmon, tuna, tongkol, juga ikan kembung.
Tetapi juga harus diperhatikan cara pengolahannya. ia menyarankan jangan memasak ikan dengan digoreng karena pemanasan dari minyak goreng bisa membuat ikan mengandung lemak jahat.
Baca Juga: Hasil Studi: Probiotik Dapat Membantu Anak Obesitas Turunkan Berat Badan
Agar lebih sehat, cara pengolahan bisa diganti dengan di-steam atau dikukus. "Hindari gorengan. Semua minyak kalau dipanaskan akan rusak," tutup Samuel.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!