Suara.com - Bunuh diri ternyata bisa 'menular'. Namun bukan seperti penyakit yang ditularkan melalui virus atau bakteri.
Psikiater DR. dr. Nova Rianti Yusuf Sp.KJ menjelaskan bahwa orang yang kehilangan anggota keluarga atau kerabat dekat akibat bunuh diri berisiko besar melakukan hal yang sama.
"Kalau dari kerabat, teman dekat dari orang yang meninggal karena bunuh diri itu punya risiko lebih tinggi untuk bunuh diri. Bisa disebabkan beberapa hal. Salah satunya bisa karena trauma ditinggalkan bunuh diri, makanya jadi bunuh diri," kata dokter yang biasa disapa Noriyu itu dalam siaran langsung di Instagram, Kamis (10/9/2020).
Keinginan bunuh diri itu muncul bisa lantaran dorongan lingkungan yang terlanjur memberi stigma buruk. Atau terlalu banyak orang yang bertanya tentang peristiwa bunuh diri tersebut tetapi hanya sekadar ingin tahu.
"Makanya kita berusaha untuk empati dikit sama keluarganya. Karena orang kepo ingin tahu, itu jadi keingintahuan yang gunjing aja. Padahal keluarga yang ditinggalkan mengalami guncangan psikologis," katanya.
Berempati jadi kunci untuk menyikapi orang yang ditinggal bunuh diri oleh orang terdekatnya. Nuriyu mengatakan, sangat penting untuk memberikan ruang kepada orang yang ditinggalkan untuk menenangkan dirinya tanpa dipusingkan dengan berbagai pertanyaan.
"Kalau tanya 'are you okay' nggak apa-apa. Itu sebenarnya perlu juga. Kita menawarkan diri, memberikan dukungan tanpa diminta. Karena kalau dicuekin beban juga, merasa distigma," katanya.
Selain diberikan ruang untuk menenangkan diri, menurut Nuriyu, orang yang ditinggal bunuh diri sebenarnya tidak membutuhkan nasihat. Ia menyarankan, cukup tunjukan rasa empati dengan tulus.
"Orang sebenarnya bisa merasakan mana yang benar tulus atau cuma ingin tahu aja. Karena mereka sebenarnya nggak perlu nasihat," pungkas Nuriyu.
Baca Juga: Kasus Bunuh Diri di Gunungkidul Masih Tinggi, Penyebab Utama Depresi
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
Terkini
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama