Suara.com - Ada sebuah stereotip populer yang mengatakan bahwa perempuan lebih sering memikirkan banyak hal dibanding laki-laki. Nyatanya, stereotip tersebut terbukti benar berkat sebuah survei pencitraan otak terbesar yang pernah dilakukan.
Menganalisis data lebih dari 45.000 hasil penelitian, para periset di Amen Clinics California menyimpulkan bahwa otak perempuan secara signifikan lebih aktif daripada laki-laki.
Dikatakan juga, aliran darah di otak perempuan jauh lebih tinggi dibanding laki-laki sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk fokus dan berempati namun juga rentan merasa cemas.
Subjek penelitian termasuk 119 sukarelawan sehat dan 26.683 pasien dengan berbagai kondisi kejiwaan seperti trauma otak, gangguan bipolar, gangguan mood, skizofrenia atau gangguan psikotik, dan ADHD.
Secara total, 128 daerah otak dianalisis terlebih dahulu saat peserta beristirahat dan dilanjutkan saat melakukan tugas konsentrasi.
Dikatakan peneliti, temuan tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan beberapa argumen yang biasa terjadi pada pasangan.
Para ilmuwan bahkan menambahkan, temuannya menawarkan wawasan penting mengapa kelainan otak tertentu lebih sering terjadi pada perempuan seperti Alzheimer dan ADHD pada laki-laki.
Otak perempuan ditemukan jauh lebih aktif daripada laki-laki, terutama pada dua wilayah yaitu korteks prefrontal yang terkait dengan kontrol fokus dan impuls, dan sistem limbik, yang dikaitkan dengan suasana hati dan kecemasan.
Sementara untuk laki-laki, bagian otak yang lebih aktif khususnya ada pada pusat penglihatan dan koordinasi otak. Ini juga merupakan sebuah jawaban mengapa perempuan cenderung menunjukkan kekuatan yang lebih besar di bidang empati, intuisi, kolaborasi, pengendalian diri dan perhatian yang tepat.
Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Kecanduan Internet
Peneliti juga dapat menjelaskan peningkatan kerentanan perempuan terhadap kecemasan, depresi, insomnia dan gangguan makan. Penelitian dilakukan dengan melihat studi pencitraan tomografi emisi foton emisi tunggal atau SPECT.
"Ini adalah studi yang sangat penting untuk membantu memahami perbedaan otak berbasis gender," kata penulis utama dan pendiri Amen Clinics Inc, Dr Daniel G Amen.
"Perbedaan kuantitatif yang kami identifikasi antara laki-laki dan perempuan penting untuk memahami risiko berbasis gender untuk gangguan otak seperti penyakit Alzheimer. Menggunakan alat neuroimaging fungsional, seperti SPECT, sangat penting untuk mengembangkan pengobatan otak presisi di masa depan," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan