Suara.com - Orang yang mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD) lebih berisiko mengalami demensia di kemudian hari. Hal ini dinyatakan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Psychiatry.
Melansir dari CNN, PTSD terjadi ketika gejala trauma psikologis mengganggu fungsi sehari-hari selama setidaknya satu bulan. "Studi kami memberikan bukti baru yang penting tentang bagaimana pengalaman traumatis dapat memengaruhi kesehatan otak," kata penulis senior Vasiliki Orgeta, kepala divisi psikiatri di University College London.
"Efek jangka panjang dari trauma dapat memengaruhi otak dalam banyak hal serta meningkatkan kerentanan terhadap penurunan kognitif dan demensia," imbuh Orgeta.
Menurut ahli saraf Dr. Richard Isaacson, pendiri Klinik Pencegahan Alzheimer di NewYork-Presbyterian dan Weill Cornell Medical Center yang tidak terlibat dalam penelitian ini menyatakan bahwa pengaruh trauma pada otak sudah tidak mengherankan.
"Saya sama sekali tidak terkejut bahwa tingkat stres yang paling parah atau gangguan stres pascatrauma (PTSD) memiliki keterkaitan dengan demensia," kata Dr. Richard Isaacson.
"Dalam dekade terakhir ini, banyak bukti menunjukkan bahwa stres sama pentingnya dengan faktor risiko lainnya dalam meningkatkan berbagai penyakit seperti Alzheimer, diabetes hingga penyakit jantung," imbuh Isaacson.
Melansir dari CNN, penelitian ini menunjukkan orang dengan PTSD menghadapi risiko demensia satu hingga dua kali lebih tinggi dalam kurun waktu 17 tahun kemudian.
Gejala PTSD sendiri biasanya muncul dengan bayangan kilas balik peristiwa traumatis yang bisa menimbulkan gejala fisik seperti jantung berdebar kencang atau berkeringat. Kenangan atau mimpi buruk yang berulang juga bisa jadi tanda PTSD.
Baca Juga: Studi Ungkap Masalah Tekanan Darah Tinggi Bisa Tingkatkan Risiko Demensia
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia