Suara.com - Virus corona Covid-19 bisa menyebabkan kesulitan bernapas dan gejala lain yang mirip dengan gejala akibat paparan asap kebakaran hutan.
Para ahli mengingatkan bahwa perbedaan antara gejala awal virus corona Covid-19 dan menghirup asap akibat paparan selama kebakaran hutan perlu dipahami baik.
Menurut Dr Stephanie Christenson, dari departemen kedokteran University of California, San Francisco, sulit untuk membedakan antara gejala akibat paparan asap kebakaran hutan dan infeksi virus corona Covid-19.
"Itulah sebabnya jika Anda khawatir bahwa gejala baru bisa mengindikasi infeksi virus corona Covid-19, Anda harus berbicara dengan penyedia perawatan kesehatan untuk membantu menentukan langkah yang harus dilakukan," kata DrChristenson, asisten profesor divisi paru-paru, perawatan kritis, alergi, dan obat tidur, dikutip dari Fox News.
Karena itu, pandemi virus corona Covid-19 yang terjadi di tengah peristiwa kebakaran hutan bisa terasa lebih sulit. Menurut pakar kesehatan, kondisi yang sama-sama menyebab masalah pernapasan pada pasien itu bisa membuat seseorang kebingungan mendeteksi penyebabnya.
Pada individu yang sehat, paparan asap kebakaran hutan bisa menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, dengan batuk sebagai gejala utama pernapasan.
"Padahal virus corona Covid-19 juga bisa menyebabkan batuk yang sering kali disertai sesak napas," kata Dr John Balmes, profesor di divisi kedokteran kerja dan lingkungan serta pengobatan baru dan perawatan kritis di Rumah Sakit Umum Zuckerberg Sa Francisco (ZSFG).
Balmes juga mengatakan, demam yang merupakan gejala umum virus corona Covid-19 bukan termasuk gejala utama akibat paparan asap kebakaran hutan.
Sedangkan, kehilangan indra penciuman dan perasa adalah gejala umum virus corona Covid-19. Christenson juga mengatakan bahwa asap kebakaran dan infeksi virus corona Covid-19 awal atau ringan bisa menyebabkan gejala kelelahan, nyeri tubuh, sesak napas, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan pilek.
Baca Juga: Studi Terbaru: Pembasmi Gulma Bisa Bunuh Virus Corona dalam 10 Detik
Pakar paru-paru mengatakan bahwa gejala tertentu infeksi virus corona Covid-19 akan meningkat seperti gejala yang menyerupai penyakit mirip flu.
Riwayat pemaparan mungkin salah satu cara untuk membedakannya. Christenson mengatakan, makin buruk kualitas udara, maka makin besar pula kemungkinan seseorang mengalami gejalanya.
"Aktivitas berat selama momen itu juga meningkatkan risiko dari gejala akibat asap kebakaran. Karena itu, kami memberi tahu orang-orang untuk menghindari olahraga di luar ruangan saat kualitas buruk," jelas Christenson.
Christenson juga mengatakan, paparan asap kebakaran pada orang yang berisiko terinfeksi virus corona Covid-19 di tengah pandemi ini bisa menjadi masalah besar.
"Jika Anda memiliki banyak risiko terpapar virus corona Covid-19, misalnya orang di rumah yang berinteraksi dengan banyak orang di luar rumah dalam jangka waktu lama dan tanpa masker, bisa meningkatkan risiko tertular virus," ujarnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gejala khas dari infeksi virus corona Covid-19 yang biasanya tidak muncul pada korban paparan asap api kebakaran antara lain diare, demam atau menggigil, serta nyeri tubuh dan otot.
Berita Terkait
-
Usai Ditutup karena Ada Kebakaran, Jalan Letjen Suprapto Jakpus Dibuka Lagi
-
30 Rumah di Senen Kebakaran, Jalan ke Cempaka Mas Ditutup, Macet Parah
-
Dua Jam, Tersangka Korporasi Karhutla Diperiksa Polda Riau
-
Studi Terbaru: Pembasmi Gulma Bisa Bunuh Virus Corona dalam 10 Detik
-
Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung Disengaja, Bareskrim Gelar Perkara
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!