Suara.com - Hingga hari ini, sembilan bulan sejak virus corona pertama kali ditemukan di China, jumlah kematian global akibat Covid-19 hampir mencapai 1 juta. Namun Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memprediksi bahwa jumlah kematian akibat Covid-19 global bisa mencapai 2 juta sebelum vaksin ampuh digunakan secara merata. Bahkan, angkanya bisa lebih tinggi jika tidak ada tindakan bersama untuk mengekang pandemi.
"Jika kita tidak melakukan itu semua, (2 juta kematian) tidak hanya dibayangkan, tetapi sangat mungkin terjadi," kata Mike Ryan, ketua program kedaruratan badan PBB saat konferensi pers pada Jumat (25/6/2020) waktu setempat, seperti dilansir dari Reuters.
"Kita tidak keluar dari hutan mana pun, kita tidak keluar dari hutan di Afrika," kata Ryan.
Belakangan, muncul kekhawatiran bahwa lonjakan infeksi Covid-19 baru-baru ini dipicu oleh kaum muda setelah pembatasan dan penguncian di seluruh dunia dilonggarkan. Namun Ryan berpendapat, kaum muda tidak seharusnya disalahkan. Sebaliknya, pertemuan orang dengan segala usia di ruangan tertutuplah yang mendorong epidemi.
Mengutip Antara, WHO masih berdiskusi dengan China mengenai kemungkinan keterlibatannya dalam skema pembiayaan COVAX, yang dibentuk untuk menjamin akses global vaksin Covid-19 secara cepat dan merata, sepekan setelah batas waktu untuk bergabung dengan skema tersebut berakhir.
"Kami sedang berdiskusi dengan China mengenai peran yang mungkin mereka mainkan saat kami mengalami progres," kata Bruce Aylward, penasihat senior WHO sekaligus ketua program ACT-Accelerator untuk mendukung vaksin, obat serta diagnostik melawan COVID-19.
Ia memastikan bahwa Taiwan menandatangani skema tersebut, bahkan meski pihaknya bukanlah anggota WHO, sehingga menambah total partisipan menjadi 159.
Pembicaraan dengan China juga membahas kemungkinan ekonomi terbesar kedua dunia tersebut memasok vaksin untuk skema COVAX, katanya.
WHO pada Jumat menerbitkan draf kriteria penilaian penggunaan darurat vaksin Covid-19 guna membantu mendampingi produsen obat saat uji klinis vaksin sudah dalam tahap lanjutan, kata asisten dirjen WHO, Mariangela Simao.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Jenazah Covid-19 Dilempar ke Makam Seperti Kubur Hewan?
Sebelumnya, pada Jumat, pejabat kesehatan China menyebutkan WHO memberinya dukungan untuk mulai memberikan vaksin Covid-19 eksperimental kepada masyarakat bahkan saat uji klinis masih berlangsung.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan