Suara.com - Kortisol atau yang sering disebut dengan hormon stres mungkin bisa menjadi salah satu peningkat berat badan. Produksi dan pelepasannya diatur oleh kelenjar pituitari dan hipotalamus yang terletak di otak Anda.
Dalam kaitannya dengan berat badan, melansir dari Healthline, regulasi hormon menjadi hal yang cukup berpengaruh dalam peningkatan berat badan, termasuk hormon kortisol.
Tingkat hormon kortisol yang tinggi dapat mendorong makan berlebihan. Memang, kenaikan kecil kadar kortisol dalam merespon stres terbilang normal. Namun, dalam kasus tertentu kadar kortisol bisa tetap meningkat secara kronis.
Hal ini biasanya terjadi karena stres akut atau kondisi lain seperti sindrom Cushing yang menyebabkan kadar kortisol dalam darah tetap tinggi. Ketika kadar kortisol tetap tinggi, beberapa efek samping yang bisa terjadi antara lain:
- Penambahan berat badan
- Tekanan darah tinggi
- Kelelahan
- Perubahan suasana hati
- Sifat lekas marah
- Wajah memerah
- Kulit menipis
- Kesulitan berkonsentrasi
- Resistensi insulin
- Ketika mengalami stres kronis sering kali membuat seseorang mengonsumsi makanan tak sehat.
Satu studi pada 59 wanita sehat menemukan hubungan antara peningkatan kadar kortisol dan peningkatan nafsu makan yang pada akhirnya berpotensi meningkatkan berat badan.
Selain itu, penelitian lain juga menemukan hubungan antara respons kortisol yang lebih tinggi dan jumlah lemak perut yang juga lebih tinggi pada 172 pria dan wanita. Hal ini menunjukkan bahwa kortisol yang lebih tinggi dapat menyebabkan makan berlebih.
Meskipun demikian, tingkat stres dan kortisol tidak selalu berhubungan langsung. Sehingga stres tak selalu bisa meningkatkan berat badan.
Hormon kortsol pada dasarnya adalah salah satu hormon penting dalam tubuh, selain membantu merespons stres peran kartisol lainnya adalah:
- Meningkatkan gula darah
- Mengurangi peradangan
- Menekan sistem kekebalan
- Membantu metabolisme nutrisi
Baca Juga: Unik! Cara Baru Menurunkan Berat Badan dengan Main Game
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?