Suara.com - Sebuah penelitian menemukan apa yang terjadi pada otak ketika kita memiliki sebuah kebiasaan baru, yang melibatkan berbagai sel dan proses lain yang membantu memperkuat ritual harian kita menjadi rutinitas.
Studi Darmouth baru-baru ini menemukan bahwa wilayah otak dorsolateral striatum mengalami ledakan aktivitas singkat ketika kebiasaan baru terbentuk.
Menurut penelitian yang terbit dalam Journal of Neuroscience, hanya perlu setengah detik untuk ledakan ini terjadi. Ketika kebiasaan menjadi lebih kuat, ledakan aktivitas meningkat.
Para peneliti Dartmouth menemukan kebiasaan dapat dikontrol tergantung pada seberapa aktif striatum dorsolatera.
“Kekuatan aktivitas otak di wilayah ini menentukan apakah perilaku yang dilakukan akan menjadi kebiasaan atau tidak," kata penulis senior Kyle S. Smith, profesor dan ketua studi pascasarjana di departemen ilmu psikologi dan otak di Dartmouth, dilansir Inverse.
Namun, ketika Anda ingin mengubah suatu kebiasaan hanya diperlukan 'pengulangan', menurut peneliti dari Univeristas Warwick, Princeton, dan Brown.
Penulis penelitian membuat model menggunakan tikus digital yang menunjukkan pembentukan kebiasaan lebih bergantung pada seberapa sering dilakukannya tindakan tersebut, daripada seberapa besar kepuasaan setelah melakukannya.
"Psikolog mencoba untuk memahami apa yang mendorong kebiasaan kita, selama lebih dari seabad, dan salah satu pertanyaan berulangnya adalah seberapa banyak kebiasaan merupakan produk dari apa yang kita inginkan, versus, apa yang kita lakukan," jelas rekan penulis studi Dr. Amitai Shenhav, asisten profesor di departemen Ilmu Kognitif, Linguistik, dan Psikologi Universitas Brown.
"Studi kami membantu menjawabnya dengan menunjukkan bahwa kebiasaan itu sendiri adalah produk dari tindakan kita sebelumnya, tetapi dalam situasi tertentu, kebiasaan tersebut dapat digantikan oleh keinginan kita untuk mendapatkan hasil terbaik," sambungnya.
Baca Juga: 7 Jenis Makanan yang Paling Memicu Perubahan Iklim, Apa Saja?
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online