Suara.com - Pandemi Covid-19 masih berlangsung di dunia hingga saat ini. Kondisi tersebut ternyata juga mempengaruhi psikis seseorang yang membuat mereka semakin stres dan merasa terbebani.
Ada sebuah anggapan bahwa mereka yang memiliki tingkat stres tinggi lebih berisiko tertular Covid-19. Lantas benarkah anggapan tersebut?
Psikolog Team Leader SAHABATKU, Muhammad Chalid S.Psi, M.M membenarkannya. Menurutnya saat kondisi stres imun tubuh mereka menurun, sehingga bisa saja tertular virus Covid-19.
Baginya untuk meningkatkan imunitas itu ternyata tak melulu hanya soal dari segi fisik dengan berolahraga dan asupan pola hidup sehat. Tetapi juga secara psikologis agar terhindar stres selama pandemi.
Dia mencontohkan bahwa ketika kerja pikiran seseorang dibebani terus menerus oleh berbagai masalah yang tidak pernah terpecahkan. Hal itu bisa mempengaruhi daya tahan tubuhnya yang mulai menurun.
“Saat masalah menumpuk otomatis daya tahan tubuh menurun. Karena biasanya orang-orang kerja, psikisnya terlalu over dan berpengaruh,” ujar Chalid dalam diskusi dengan tema Tetap Aman dan Imun di Tengah Pandemi Covid-19, melalui webinar BNPB, Jumat (02/10/2020).
Dia juga menegaskan penerapan work from home (WFH) yang kini tengah dilakukan, justru menambah beban masyarakat dan membuat imunnya menurun.
“WFH jadi beban masyarakat, sehingga mereka lupa dengan fisiknya. Jadi, banyak keluhan yang masuk ke kita itu orang kerja itu jadi kebablasan. Yang tadinya tidur hanya 8 jam, bisa jadi 12 sampai 13 jam,” katanya.
Menurutnya gaya hidup yang demikian, membuat seorang mudah lesu dan pola makan tak teratur karena pikirkan. Hal ini membuat fisik dan mental terus berkait.
Baca Juga: Tes Massal, Positif Covid-19 di Pesantren Husnul Khotimah Bertambah
Dia melanjutkan untuk menjaga imunitas tetap baik selama pandemi, penting bagi masyarakat untuk terus berpikiran positif. Dengan berpikiran positif tentu masyarakat dapat menekan stres yang memicu penurunan sistem imun.
“Masalah saat ini pandemi yang perlu kita pahami berpikiran positif. Sudah enam bulan, otomatis bisa menyesuaikan dengan lingkungan saat ini dan harus selalu berpikiran positif bahwa setiap pandemi akan ada akhirnya, latih diri kita berpikiran positif sepanjang waktu,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan