Suara.com - Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling banyak dialami perempuan, berdasarkan statistik Kementerian Kesehatan RI menunjukkan 11 dari 100 perempuan menderita kanker payudara.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam sub spesialis Hematologi-Onkologi Medik, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP mengungkap data risiko kanker payudara, 90 hingga 95 persennya dipengaruhi faktor lingkungan, sedangkan faktor genetik hanya 5 hingga 10 persen.
Menariknya Prof. Aru mengungkap jika payudara padat ternyata meningkatkan risiko kanker payudara, kenapa?
"Faktor risiko kanker payudara yang tidak bisa diubah, salah satunya payudara yang padat, sehingga untuk di mammogram aja sulit," ujar Prof. Aru dalam diskusi bersama Yayasan Kanker Indonesia dan Kalbe beberapa waktu lalu.
Sementara itu mengutip CDC, Selasa (6/10/2020) membenarkan jika payudara padat memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Kepadatan payudara dicerminkan berdasarkan banyak tidaknya jumlah fibrosa yakni penahan payudara, dan kelenjar yang disebut lobus sebagai penghasil susu.
Payudara sendiri terdiri dari 3 bagian jaringan fibrosa, penahan payudara di tempatnya, jaringan kelenjar penghasil susu atau lobus, dan jaringan lemak yang mengisi jaringan antara fibrosa, lobus dan jaringan. Inilah yang biasanya berkontribusi membentuk dan besar ukuran payudara.
CDC menyebut semakin padat payudara perempuan semakin tinggi risiko kanker payudara. Tapi pasien kanker dengan payudara padat lebih minim risiko meninggal dibanding mereka dengan payudara tidak padat alias yang hanya berlemak.
Alasannya bedasarkan alat scan payudara atau mammogram, payudara padat bisa menyembunyikan kanker, jaringan fibrosa dan kelenjar nampak berwarna putih pada mammogram. Risiko ini juga berlaku untuk tumor jinak. Ini karena sulitnya membedakan antara tumor dan jaringan payudara padat sehingga tumor kecil mungkin sering terlewat.
Jika Anda termasuk pemilik payudara padat, maka bicarakan risiko yang Anda hadapi pada dokter, dengan begitu dokter akan memperhitungkan faktor lain seperti usia, pekerjaan hingga riwayat kanker di keluarga.
Baca Juga: Diklaim Penyebab Kanker, Perusahaan Bedak Ini akan Ganti Rugi hingga Rp 2 T
Tes yang berbeda dari biasanya mungkin saja bisa menemukan beberapa kanker yang terlewat pada mammogram, tapi risikonya tes ini sering menghasilkan positif palsu, di mana sebenarnya Anda tidak memiliki kanker.
Pada akhirnya Anda hanya mendapat tindakkan yang tidak perlu, seperti biopsi dan sebagainya, yang pada akhirnya malah menguras uang Anda.
Berita Terkait
-
Zulhas Sebut Udang Terpapar Radioaktif Masih Aman Dikonsumsi, Padahal Ini Bahayanya...
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
Perjuangan Nunung Lawan Kanker Belum Usai, Ada Obat yang Wajib Diminum Seumur Hidup
-
5 Body Lotion Murah Mengandung SPF untuk Lindungi Kulit dari UV dan Cegah Kanker
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif