Suara.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan gagasan herd immunity atau kekebalan kawanan merupakan langkah yang 'tidak etis', meski kemungkinan strategi itu realistis untuk menghentikan pandemi virus corona.
Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pada jumpa pers Senin (12/10/2020), pejabat kesehatan umumnya mencapai kekebalan kawanan dengan vaksinasi.
Ia mencatat bahwa untuk mendapatkan kekebalan kawanan dari penyakit yang sangat menular, seperti campak, sekitar 95 persen populasi harus diimunisasi.
"Kekebalan kelompok dicapai dengan melindungi orang dari virus, bukan dengan membuat mereka terpapar virus," katanya, dilansir Fox News.
Bertentangan dengan WHO, peneliti berpendapat membiarkan Covid-19 menyebar di populasi akan membantu membangun herd immunity dan merupakan cara yang lebih realistis untuk menghentikan pandemi, alih-alih dilakukan lockdown yang dapat menghancurkan ekonomi.
"Tidak pernah dalam sejarah kesehatan masyarakat, kekebalan kawanan digunakan sebagai strategi untuk menanggapi wabah," sambung Tedros.
Ia juga mengingatkan bahwa saat ini masih terlalu sedikit penelitian dan pengetahuan tentang kekebalan terhadap Covid-19. Jadi, belum tentu herd immunity dapat dicapai atau tidak.
"Kami memiliki beberapa petunjuk, tetapi kami tidak memiliki gambaran lengkap," ujarnya lagi, mengungkapkan WHO telah mendokumentasikan contoh orang yang terinfeksi kembali dengan virus corona meski sudah sembuh.
Meski beberapa orang mengembangkan semacam respons antibodi, tidak jelas berapa lama itu akan bertahan atau seberapa kuat perlindungannya. Selain itu, kekebalan pada masing-masing orang juga berbeda.
Baca Juga: Corona Belum Usai, Norovirus Kini Meneror China
WHO memperkirakan kurang dari 10% populasi memiliki kekebalan terhadap virus corona, yang berarti sebagian besar dunia tetap rentan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya