Suara.com - Untuk menjaga berat badan yang sehat dan mencegah penyakit, penting untuk menjalani pola makan yang sehat. Pemilihan menu makanan memang penting, tetapi waktu makan juga sama pentingnya, menurut studi baru.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Manchester menemukan bahwa waktu makan sama pentingnya dengan apa yang Anda konsumsi.
Berat badan secara langsung berhubungan dengan 'jam internal tubuh', yang disebut dengan ritme sirkadian, dan ini berdampak secara keseluruhan.
Apa itu Ritme Sirkadian?
Otak kita memiliki 'jam' yang memantau semua fungsi tubuh yang terjadi dalam periode 24 jam, lapor The Health Site.
Jam ini membantu tubuh mengatur setiap fungsi biologis yang dikendalikan oleh ritme sirkadian, membantu tubuh melakukan tugas yang sudah terjadwal. Irama ini dipengaruhi oleh terang dan gelap, atau siang dan malam.
Misalnya, berdasarkan ritme sirkadian kita tidur pada malam hari dan bangun pada pagi hari, ketika matahari terbit.
Ritme sirkadian yang terganggu menyebabkan pergolakan dalam semua fungsi tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan, termasuk penambahan berat badan, resistensi insulin dan peningkatan risiko penyakit.
Dengan kata lain, Anda mengacaukan sistem tubuh dan menunda produksi melatonin, mengganggu tidur dan merusak kesehatan.
Baca Juga: 4 Dampak Buruk Sering Melewatkan Makan, Gagal Diet hingga Bau Mulut
Lalu Bagaimana dengan Diet Sirkadian?
Secara sederhana, diet sirkadian adalah cara makan yang dibatasi waktu di mana Anda makan sesuai dengan jam internal tubuh. Faktor alami seperti paparan cahaya dan waktu makan adalah pengaruh terbesar dalam kasus ini.
Anda harus makan sebelum matahari terbenam, yang berarti makan dalam jangka waktu 12 jam dan berpuasa selama 12 jam, sisa waktunya.
Ini baik untuk mereka yang mencoba menurunkan berat badan, menderita diabetes tipe 2 dan ingin mengatur ulang jam internal untuk mendorong tidur yang nyenyak.
Tidak hanya akan meningkatkan kesehatan, diet sirkadian juga membuat Anda lebih waspada dan mengurangi rasa lapar setiap beberapa jam saat sedang diet.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendukung hal ini. Inilah sebabnya mengapa Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memasukkan perubahan pola makan apa pun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan