Suara.com - Sebuah penelitian besar di Inggris memperingatkan, jutaan orang masih berisiko tertular virus corona Covid-19, meskipun mereka sudah pernah terinfeksi.
Ilmuwan di Imperial College London mengatakan kekebalan tubuh terhadap virus corona itu semakin berkurang. Mereka mencatat adanya penurunan tingkat kekebalan yang mencapai 26 persen dalam tes antibodi positif dalam 3 bulan.
Mereka memperkirakan hanya 4,4 persen orang yang memiliki antibodi bisa mendeteksi virus corona Covid-19 pada awal lonjakan kedua virus corona Covid-19.
Studi itu menunjukkan bahwa kekebalan terhadap virus corona Covid-19 hanya bertahan beberapa bulan. Hal ini membuat jutaan orang berisiko tertular virus lagi pada gelombang kedua pandemi.
Studi REACT, salah satu penelitian terbesar yang melacak penyebaran virus corona pun menemukan orang yang dinyatakan positif terinfeksi dan menunjukkan gejala umum justru memiliki antibodi terkuat.
Sementara itu, orang tua dan orang yang terinfeksi virus corona tanpa gejala justru memiliki tingkat antibodi lebih rendah.
Profesor Graham Cooke, dari Imperial College London, mengatakan penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penduduk masih rentan terhadap infeksi.
Tapi, dia mengatakan para ilmuwan berharap SARS-CoV-2 berperilaku seperti virus corona lainnya. Sehingga infeksi ulang virus corona lebih ringan.
"Gambaran besarnya di sini adalah sebagian besar orang menjadi lebih rentan setelah gelombang pertama pandemi. Kebutuhan akan vaksin juga masih sangat besar," kata Profesor Cooke dikutip dari The Sun.
Baca Juga: Profil Fahrurrozi Ishaq, Gubernur Tandingan Ahok Meninggal Karena Covid-19
Pada beberapa virus, seperti campak dan antibodi flu bisa dideteksi selama bertahun-tahun setelah infeksi. Tapi, para ilmuwan mengatakan antibodi virus corona cenderung mengikuti pola virus corona jenis lain dan menurun setelah 6 hingga 12 bulan infeksi.
Profesor Paul Elliot, direktur studi di Imperial College London, mengatakan temuan itu muncul karena peningkatan kematian yang dihubungkan dengan peningkatan infeksi.
Sebelumnya, 102 orang meninggal karena virus corona di Inggris. Sementara, 20.890 lebih dinyatakan positif sehingga total infeksi menjadi 894.690 dan kematian menjadi 58.164 orang.
"Ada bukti terjadinya peningkatan infeksi. Sehingga ada penularan terus-menerus yang dihubungkan dengan meningkatnya perawatan rumah sakit dan kematian," jelasnya.
Studi REACT menggunakan tes di rumah untuk menganalisis sekitar 365 ribu orang dalam 3 putaran, yakni 12, 18 dan 24 minggu pad awal April 2020.
Hasilnya, mereka menemukan positif antibodi turun 26,3 persen dalam 3 bulan, yakni dari Juni hingga awal Sepetmber 2020. Lalu, menyisakan sekitar 2,5 juta (4,4 persen dengan tingkat perlindungan cukup tinggi pada awal lonjakan kedua.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis