Suara.com - Gula adalah sumber energi penting yang memberikan nutrisi bagi tubuh. Tapi, kada gula darah yang terlalu tinggi bisa menyebabkan diabetes tipe 2.
Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh yang memasok darah ke organ vital. Alhasil meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Karena, diabetes memengaruhi kemampuan seseorang untuk memproses gula. Semua makanan yang dikonsumsi akan diubah menjadi gula dan digunakan untuk energi.
Pada diabetes tipe 2, tubuh akan berhenti merespons insulin yang mengakibatkan kadar gula darah tinggi. Kondisinya bisa menyebabkan masalah pada mata, saraf, ginjal, jantung dan bagian tubuh lainnya.
Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai gejala. Tapi, penumpukan plak di gigi bisa menjadi tanda awal kadar gula darah terlalu tinggi.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney disease, glukosa hadir dalam air liur, yakni cairan di mulut yang membuatnya basah.
"Ketika diabetes tidak terkontrol, kadar glukosa tinggi dalam air liur membantu pertumbuhan bakteri berbahaya," kata National Institute Diabetes and Digestive and Kidney disease dikutip dari Express.
Kemudian, bakteri ini akan bergabung dengan makanan untuk membentuk lapisan lengket yang disebut plak. Plak juga bisa berasal dari makanan yang mengandung gula dan pati.
Beberapa jenis plak bisa menyebabkan gigi berlubang. Jenis plak lainnya bisa menyebabkan penyakit gusi dan bau mulut.
Baca Juga: Hasil Positif Palsu pada Tes Virus Corona Memiliki Dampak Serius
"Plak yang tidak dibuang ini nantinya bisa mengeras seiring waktu dan berubah menjadi karang gigi, terkumpul di atas garis gusi," jelasnya.
Kondisi ini juga membuat Anda kesulitan menyikat dan membersihkan sela-sela gigi. Jika gusi sudah mulai merah, bengkak dan mudah berdarah, maka itu tanda gusi tidak sehat atau meradang.
Jika radang gusi tak segera diobati, maka bisa berkembang menjadi penyakit gusi yang disebut periodontitis.
Pada periodontitis, gusi terlepas dari gigi dan membentuk ruang yang disebut kantong dan perlahan-lahan akan terinfeksi.
Guna mengurangi risiko masalah gigi, dokter biasanya akan menyarakan pasien memantau kadar gula darah secara teratur dan mengikuti instruksinya.
Semakin baik Anda mengontrol gula darah, maka kecil kemungkinannya terkena gingivitis dan masalah gigi lainnya. Selain itu, gosok gigi di pagi hari, malam hari dan setelah makan atau ngemil.
Para ahli juga menyarankan untuk menggunakan sikat gigi dan pasta gigi berbulu lembut yang mengandung fluorida. Tujuannya, menghindari penggosokan yang kuat atau kasar karena bisa mengiritasi gusi.
Berita Terkait
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Bella Hadid Sakit Apa? Bagikan Foto Sedang Dirawat, Kondisinya Bikin Khawatir
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
Akhir Drama Satu Dekade: Reuni Louis Tomlinson dan Zayn Malik Tandai Babak Baru Persahabatan Lama
-
Implan Nikita Mirzani Lepas di Tengah Sidang, Ternyata Ini Penyebab Utamanya
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis