Suara.com - Disfungsi seksual merupakan gangguan fisik atau psikologis yang membuat seseorang atau pasangannya kesulitan mencapai kepuasan seksual. Hal ini bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Dan salah satu disfungsi seksual yang paling umum terjadi pada lelaki adalah disfungsi ereksi. Kondisi itu bisa terjadi pada seluruh kelompok umur, namun berbanding lurus dengan penambahan usia.
Menurut dokter spesialis Urologi Dr. dr. Nur Rasyid Sp.U., masalah disfungsi seksual kerap kali tidak pernah selesai karena kurangnya pengetahuan atau kesadaran lelaki terhadap gangguan tersebut. Berdasarkan survei di Eropa, bahkan hanya 50 persen lelaki yang mengetahui tanda dan gejala disfungsi ereksi.
"Hal ini membuat pasien seringkali datang ke dokter dalam kondisi berat serta berpengaruh signifikan dalam penurunan kualitas hidup akibat kecemasan, rasa malu, rasa bersalah, dan depresi. Tidak jarang, masalah seksual menjadi pencetus konflik dengan pasangan hidup," kata Rasyid dalam webinar terkait Disfungsi Ereksi, Selasa (27/10/2020).
Ia menjelaskan bahwa secara umum disfungsi seksual pada pria dapat dibagi menjadi beberapa tipe, di antaranya:
- Disfungsi ereksi, yaitu kesulitan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi
- Ejakulasi dini, yaitu waktu mencapai orgasme yang terlalu cepat
- Ejakulasi terlambat, yaitu waktu mencapai orgasme yang terlalu lambat atau tidak sama sekali
- Libido/gairah rendah, yaitu penurunan minat terhadap hubungan seksual
Penyebab disfungsi seksual perlu dilihat secara luas, lanjut dokter Rasyid. Penyebab fisik bisa disebabkan kadar hormon testosteron yang rendah, penggunaan obat-obatan antihipertensi atau antidepresan, gangguan pembuluh darah seperti hipertensi, aterosklerosis atau sumbatan pembuluh darah, kerusakan saraf (stroke, komplikasi diabetes), merokok, dan alkohol.
Sedangkan faktor psikologis bisa disebabkan masalah pernikahan atau hubungan interpersonal lain. Seperti kekhawatiran terhadap performa seksual, depresi dan rasa bersalah, riwayat trauma seksual, atau stres pekerjaan atau rumah tangga.
"Sebelum menentukan terapi yang tepat, seseorang akan menjalani serangkaian pemeriksaan. Prosedur pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan secara pasti diagnosis pasien, serta penyebab yang
mendasarinya," kata dokter Rasyid.
"Hal ini disebabkan fungsi seksual melibatkan proses yang kompleks, meliputi sistem saraf, hormon, dan pembuluh darah," tambahnya.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk deteksi gangguan ereksi antara lain pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan kolesterol. Bila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan yang lebih spesifik, seperti kadar hormon testosteron maupun pemeriksaan aliran darah ke genital, jelas dokter Rasyid. "Bila ditemukan kelainan, maka pasien dapat berkonsultasi dengan bidang urologi, bidang endokrin penyakit dalam, bidang psikiatri, atau bidang lain yang sesuai dengan hasil temuan," ucapnya.
Baca Juga: Konsumsi Suplemen Herbal ini, Bisa Atasi Disfungsi Ereksi dan Obesitas
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien