Suara.com - Beberapa ibu baru bisa mengalami depresi pascapersalinan yang berupa kesedihan, keputusasaan dan kecemasan intens. Kondisi ini bisa berlangsung selama 3 tahun setelah melahirkan.
National Institute of Health (NIH) mengatakan depresi pascapersalinan bisa bertahan setelah jadwal yang disarankan untuk skrining. Temuan ini mengutip pedoman American Academy of Pediatrics, yang mana dokter menyaring wanita depresi pascapartum beberapa kali hingga 6 bulan setelah melahirkan.
"Studi kami menunjukkan bahwa 6 bulan penelitian mungkin tidak cukup lama untuk mengukur gejala depresi," kata Diane Putnick, penulis utama dan staf ilmuwan di Cabang Epidemiologi NICHD dikutip dari Fox News.
Menurutnya, data jangka panjang ini adalah kunci untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang kesehatan mental ibu. Karena, mereka memahami mental ibu yang baik sangat penting untuk kesejahteraan dan perkembangan anak.
NIH telah memeriksa data pada 5.000 wanita dari studi Upstate KIDS di New York. Mereka pun menemukan bahwa sekitar 1 dari 4 ibu mengalami depresi tingkat tinggi selama 3 tahun setelah melahirkan.
Wanita lain melaporkan tingkat depresi yang rendah selama 3 tahun. Para wanita itu pun dinilai melalui kuesioner dan tidak didiagnosis secara klinis sebagai bagian dari penelitian.
Selain itu, wanita dengan gangguan mood atau diabetes gestasional (diabetes yang berkembang selama kehamilan) berisiko lebih tinggi mengalami peningkatkan gejala depresi terus-menerus.
Tapi, Putnick sebagai penulis studi menyerukan penelitian yang melibatkan sampel lebih beragam. Karena, peserta yang terlibat dalam penelitian ini sebagian besar adalah wanita kulit putih non-Hispanik.
Sementara itu, informasi dari CDC menyebutkan depresi pascapartum bisa terjadi hingga 1 tahun setelah lahir. CDC juga memeringatkan bahwa depresi pascapersalinan yang tak diobati bisa berdampak buruk pada kesehatan ibu dan menimbulkan masalah perilaku, tidur hingga pola makan bayi.
Baca Juga: Ilmuwan MIT Rancang Masker Jaring Tembaga yang Bisa Bunuh Virus Corona
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital