Suara.com - Melaney Ricardo sempat dinyatakan kekurangan zat besi dan memiliki anemia ketika positif terinfeksi virus corona Covid-19. Ia mengetahuinya ketika menjalani tes CT scan dan foto thorax.
Kondisi itu membuat sejumlah organ tubuhnya bermasalah akibat virus corona Covid-19. Sehingga Melaney Ricardo harus menjalani rawat inap di rumah sakit.
"Setelah melakukan tes segala macam. Dokter memintaku untuk dirawat di rumah sakit karena kurang oke. Ternyata aku punya anemia, Hb ku sangat rendah. Aku masuk Hbku 8, padahal normalnya 13. Aku juga defisit zat besi," katanya.
Kekurangan zat besi memang membuat seseorang mudah terserang penyakit dan terkena infeksi. Karena, zat besi berhubungan dengan sistem imunitas atau daya tahan tubuh yang bertugas melawan infeksi.
Karena itu, semua orang perlu memperhatikan asupan zat besi dalam makanan sehari-harinya. Apalagi sekarang ini daya tahan tubuh kuat sangat diperlukan selama pandemi virus corona Covid-19.
Berikut ini dilansir dari Healthline, 5 jenis makanan yang bisa meningkatkan asupan zat besi harian kita.
1. Bayam
Bayam memberikan banyak manfaat kesehatan tetapi sangat sedikit kalorinya. Sekitar 100 gram bayam mentah isa mengandung 2,7 mg zat besi. Selain itu, bayam juga kaya vitamin C yang bisa membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
2. Kerang
Baca Juga: Mungkinkah Terinfeksi Flu dan Covid-19 di Waktu yang Sama? Ini Kata Dokter
Semua kerang mengandung zat besi tinggi, tapi kerang tiram adalah sumber makanan yang terbaik. Sekitar 100 gram kerang bisa mengandung 3 mg zat besi. Tapi, kandungan zat besi dalam kerang sangat bervariasi dan beberapa jenis mungkin memiliki kadar lebih tinggi.
3. Jeroan
Daging organ, jeroan atau isi perut juga termasuk makanan yang mengandung tinggi zat besi. Misalnya, 100 gram hati sapi bisa mengandung 6,5 mg zat besi. Jeroan juga tinggi protein, vitamin B, tembaga, dan selenium.
4. Daging merah
Sekitar 100 gram daging merah mengandung 2,7 mg zat besi yang merupakan 15 persen dari DV. Daging merah juga kaya protein, seng, selenium dan beberapa vitamin B. Para peneliti mengatakan orang yang mengonsumsi daging, unggas dan ikan secara teratur sangat kecil kemungkinannya kekurangan zat besi.
5. Quinoa
Quinoa adalah biji-bijian yang mengandung 2,8 mg zat besi per 185 gram. Selain itu, quinoa juga tidak mengandung gluten sehingga baik untuk penderita seliaka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter