Suara.com - Anak-anak disebut memiliki antibodi yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini menunjukkan adanya perjalanan infeksi dan tanggapan kekebalan anak dalam membersihkan virus.
"Studi kami memberikan pemeriksaan mendalam terhadap antibodi SARS-CoV-2 pada anak-anak di mana menunjukkan perbedaan yang mencolok dengan orang dewasa," kata ahli imunologi Universitas Columbia Donna Farber, PhD, Profesor Ilmu Bedah George H. Humphreys II di Departemen Ilmu Bedah seperti yang dikutip dari Science Daily.
"Pada anak-anak, perjalanan infeksi jauh lebih pendek dan mungkin tidak menyebar seperti pada orang dewasa," ujar Matteo Porotto, PhD, profesor patogenesis molekuler virus di Departemen Pediatri Columbia yang juga merupakan penulis studi.
Melansir dari Science Daily, anak-anak mungkin membersihkan virus ini lebih efisien daripada orang dewasa sehingga tak memerlukan respon kekebalan antibodi yang kuat untuk menyingkirkan virus.
Pada studi ini, setidaknya ada 47 anak yang ikut dalam penelitian. Sekitar 16 di antaranya dirawat di Columbia University Irving Medical Center for MIS-C dan 31 anak dengan usia yang sama dinyatakan positif terkena virus setelah mengunjungi pusat medis untuk perawatan kondisi lain.
Separuh dari anak-anak tanpa MIS-C (Sindrom peradangan langka terkait Covid-19 pada anak) dan tidak memiliki gejala Covid-19. Sementara 32 orang dewasa dalam penelitian ini berkisar dari pasien yang terkena dampak parah yang dirawat di rumah sakit hingga mereka yang menderita gejala.
Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak menghasilkan lebih sedikit antibodi untuk melawan protein lonjakan virus. Antibodi anak-anak memiliki aktivitas netralisasi paling sedikit, sementara semua orang dewasa menghasilkan antibodi penetral.
"Ada hubungan antara besarnya respons imun Anda dan besarnya infeksi. Semakin parah infeksinya, semakin kuat respons imunnya karena Anda perlu memiliki lebih banyak sel imun dan reaksi imun untuk membersihkan dosis yang lebih tinggi dari patogen," kata Farber.
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak juga menghasilkan sangat sedikit antibodi terhadap protein virus yang hanya terlihat oleh sistem kekebalan setelah virus menginfeksi sel manusia.
Baca Juga: Pergi ke Salon atau Restoran saat Pandemi? Terapkan Protokol Kesehatan Ini
"Itu menunjukkan bahwa pada anak-anak, infeksi tidak benar-benar menyebar dan tidak membunuh banyak sel mereka," kata Farber.
"Karena anak-anak membersihkan virus alami dengan cepat, mereka tidak mengalami infeksi yang meluas dan mereka tidak memerlukan respons antibodi yang kuat," kata Porotto.
Penurunan infeksi pada anak-anak mungkin menandakan bahwa mereka menular untuk jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan orang dewasa. Oleh karena itu, kecil kemungkinan anak-anak menyebarkan virus.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?