Suara.com - Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada penyakit kesehatan. Tapi juga akan berpengaruh pada pertumbuhan anak, khususnya terhadap program penurunan angka stunting, di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Dalam sebuah wawancara, baru-baru ini, Medical Director for Nutrition Abbott in Asia Pasific, Dr. Jose Rodolfo Dimaano, Jr, bahwa kondisi pandemi yang diikuti oleh resesi ekonomi memiliki konsekuensi salah satunya pada asupan nutrisi dan juga kesehatan anak.
"Dalam era pandemi ini banyak orangtua yang memiliki keterbatasan penghasilan, pemasukannya berkuran dan mereka kehilangan pekerjaan," kata Jose.
Selain itu, dalam kondisi pandemi, tingkat stres orangtua dalam membesarkan anak juga cenderung bertambah. Hal ini karena mereka, terutama perempuan, dibebankan dengan berbagai peran, baik sebagai orangtua maupun guru. Dengan begitu nantinya akan berdampak pada kebutuhan nutrisi yang didapatkan oleh anak.
"Food insecurity adalah masalah besar bagi sebagian wilayah, terlebih bagi masyarakat miskin, ini akan memiliki dampak negatif dalam jangka panjang, yakni dalam hitungan bulan atau tahun," kata Jose.
Hal ini karena sedikitnnya akses untuk mendapatkan bahan makanan bernutrisi bagi anak. Kondisi ini, lanjut Jose, tentu menjadi tantangan bagi pemerintah, maupun kita semua.
"Untuk bisa mengakses ini semua dengan keterbatasan finansial, kita perlu memprioritaskan yang asupan tidak mahal tapi punya positif impact, itu sama halnya dengan memilih makan yang bernutrisi dibanding makanan yang tidak dibutuhkan, ujar Jose.
Lebih jauh, situasi pandemi ini sebetulnya bisa jadi momen positif bagi orangtua dan anak dalam meningkatkan bonding.
"Kita harus membuat semua interaksi positif membatasi screen time, tidak hanya fokus pada tablet, mereka harus memastikan makan benar dan berolahraga, itu tanggung jawab orangtua pada anak. Karena kita sekarang berinteraski hampir 24 jam penuh," kata dia.
Baca Juga: Survei: Pemerintah Lebih Sibuk Kampanye 3M Ketimbang 3T Saat Pandemi
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat