Suara.com - Beberapa penelitian mengungkapkan fakta terbaru mengenai usia menarche (menstruasi pertama kali) yang semakin dini dari zaman ke zaman. Menarche kini dialami oleh anak perempuan yang usianya cenderung lebih muda.
Jika sebelumnya menarche dialami oleh remaja perempuan berumur 11-14 tahun, pada masa ini, di sebuah penelitian ditemukan bahwa anak perempuan sudah mengalami menstruasi pertama kali di umur 9-11 tahun.
Terkait hal tersebut, Ahli Gizi Beta Sindiana, S.Gz mengungkap alasan di balik semakin dininya usia menarche saat ini. Salah satu faktor dari semakin dininya usia menarche adalah gaya hidup dan pola makan. Nah berikut adalah daftarnya.
1.Status gizi lebih
Persentase menarche dini pada sebuah penelitian terlihat, jika remaja putri dengan gizi lebih (kelebihan berat badan dan obesitas) lebih tinggi dibandingkan dengan remaja putri yang status gizinya normal atau kurang.
"Mengapa usia menarche bergeser maju menjadi lebih muda, diketahui dari penelitian, ini berhubungan kuat dengan status gizi lebih. Di mana mereka yang overweight dan obesitas 19,4 persen mengalami menarche dini. Sehingga pola makan juga memengaruhi sekali," ungkapnya pada saat peluncuran virtual website Charm Girls’ Talk pada Kamis (12/11/2020).
2. Gaya hidup sedentari
Selain kelebihan berat badan atau obesitas, menarche dini kata Beta juga berhubungan dengan gaya hidup sedentari. Sebuah penelitian mengungkap 66 persen anak perempuan yang mengalami menarche dini bermain di dalam rumah 2-3 kali seminggu hingga setiap hari.
Hal ini, kata Beta berhubungan secara signifikan pada kejadian menarche dini, yang menandakan tingginya gaya hidup sedentari (inactive lifestyle).
Baca Juga: Sering Kelelahan sebelum Menstruasi Tiba? Ini 5 Tips Mengatasinya
"Jadi mereka cenderung di dalam rumah aja engga keluar, jadi nggak aktif saat remaja. Sibuk sama gadget, nonton tv dan lainnya. Kurang gerak, akhirnya menyebabkan body fat menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang sering main di luar rumah," jelasnya.
3. Sering mengonsumsi junk food
Pilihan makanan seperti restoran cepat saji dan junk food (makanan tinggi kalori dan lemak namun rendah mikronutrien) juga menjadi faktor yang berhubungan dengan usia menarche yang lebih cepat.
Terdapat korelasi antara frekuensi konsumsi junk food dengan usia menarche. Ditemukan bahwa anak perempuan yang mengonsumsi junk food lebih dari 2 kali per minggu, lebih banyak mengalami menarche dini (<12 tahun) dari yang mengonsumsi junk food kurang dari 2 kali per minggu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda