Suara.com - Saat ini, seluruh ilmuwan dunia sedang melakukan penelitian masif terkait vaksin Covid-19, termasuk juga di Indonesia yang membuat vaksin Covid-19, seperti Merah Putih. Namun, banyak yang keliru menganggap bahwa kehadiran vaksin akan segera menyudahi pandemi Covid-19.
Anggapan tersebut tidak tepat. Meski vaksin selesai dibuat, tidak berarti wabah virus corona SARS COV-2 menghilang. Guru Besar Fakultas Kesehatan Unuversitas Padjajaran prof. dr. Kusnandi Rusmil, Sp. A(K), M.M., mengatakan bahwa orang yang mendapatkan vaksin masih bisa menularkan virus corona ke orang yang tidak mendapatkan vaksin.
"Memang orang yang dapat vaksin kebal. Tapi orang nggak dapat vaksin belum tentu kebal, karena nggak divaksin. Sehingga yang sudah dapat vaksin harus pakai masker, karena nempel-nempel virusnya ke badan, dan orang jangan dekat-dekat," kata Kusnandi dalam webinar Percepatan Vaksinasi Covid-19, Jumat (13/11/2020).
Protokol kesehatan masih harus dilakukan, lanjutnya. Kondisi dikatakan aman jika mayoritas masyarakat sudah mendapatkan vaksinasi, maka akan tercipta kekebalan kelompok atau herd imunity. Namun hal itu juga tidak bisa berlangsung cepat.
"Jadi semua harus hati-hati sampai semuanya diimunisasi. Kalau semua diimunisasi, kan gak bisa cepat-cepat. Paling nanti zona merah dulu, zona kuning, zona hijau," ujarnya.
Sementara itu, dokter spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe M. Sc. Sp. PD., mengatakan bahwa untuk menciptakan herd imunity, paling tidak vaksinasi harus mencakup 60-70 persen dari total populasi.
"Artinya kalau di kita itu sampai 160-220 juta orang harus divaksinasi. Pasti butuh waktu. Jadi kehadiran vaksin tidak otomatis menghilangkan pandemi. Tapi akan bertahap, 3M harus jalan terus," ujarnya.
Cepat atau lambat hilangnya pandmei Covid-19 juga tergantung dari efektivitas vaksin, lanjut dokter Dirga. Sayangnya, sejumlah vaksin, terutama yang diteliti di Indonesia, belum diketahui seberapa besar efektivitasnya.
"Kita belum tahu hasilnya seperti apa. Tergantung efektivitas vaksin berapa persen. Tentu kalau 90 persen itu bagus," katanya.
Baca Juga: Kandidat Vaksin Covid-19 Australia Hasilkan Respons Antibodi Tahap Awal
"Proteksi vaksin itu berbeda-beda. Ada vaksin yang bisa melindungi dari infeksi, jadi sama sekali tidak tertular. Ada vaksin yang bisa melindungi dari infeksi berat, jadi tetap terinfeksi tapi nggak sakit berat," tambah dokter Dirga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental