Suara.com - Kasus Covid-19 di Eropa dan Amerika semakin mengkhawatirkan. Kedua wilayah itu masih menjadi penyumbang infeksi harian terbanyak. Update Covid-19 global hari ini, Selasa (17/11/2020), mengutip data dari situs worldometers.info, kasus Covid-19 di dunia bertambah 491.805 infeksi dalam satu hari, dan sekitar 80 persennya terjadi di Eropa dan Amerika Serikat.
Eropa mengalami penambahan infeksi baru sebanyak 202.668 kasus. Sedangkan Amerika Serikat tercatat mengalami penambahan 154.041 kasus baru.
Hingga hari ini, Selasa (17/11) pukul 00.39 GMT atau 07.40 WIB, tercatat total kasus Covid-19 mencapai 55,32 juta infeksi tersebar di 219 negara. Lebih dari 38,46 juta orang di antaranya telah dinyatakan sembuh, namun 1,33 juta jiwa meninggal dunia.
Para ahli kesehatan dunia memperingatkan masih ada bulan-bulan yang sulit dan berbahaya ke depan. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan kekhawatiran khusus tentang situasi di Eropa dan Amerika, di mana petugas kesehatan dan sistem pelayanan didorong ke titik puncak.
"Petugas kesehatan di garis depan telah meregang selama berbulan-bulan. Mereka kelelahan. Kami harus melakukan semua yang kami bisa untuk melindungi mereka, terutama selama periode ketika virus menyebar dan pasien memenuhi tempat tidur rumah sakit," kata Tedros dikutip dari Channel News Asia.
Tedros bersikeras bahwa negara tidak punya alasan untuk tidak bertindak. Walaupun dalam beberapa waktu terakhir kabar baik mengenai penelitian vaksin terus bermunculan, Tedros mengingatkan untuk jangan cepat puas diri.
"Kami terus menerima berita menggembirakan tentang vaksin Covid-19 dan tetap optimis tentang potensi alat baru untuk mulai tiba dalam beberapa bulan mendatang. Tapi ini bukan waktunya untuk berpuas diri," katanya.
Komentarnya muncul ketika harapan global untuk mengatasi pandemi virus corona meningkat setelah vaksin Moferna dari AS dilaporkan memiliki efektifitas hampir 95 persen dalam uji coba yang sedang berlangsung.
Itu terjadi setelah hasil serupa diumumkan pekan lalu untuk kandidat vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech.
Baca Juga: Waduh! Anak-anak Peserta TC Tilawatil Quran Dirapid Test, 8 Reaktif Corona
Tetapi WHO telah memperingatkan bahwa ketersediaan luas vaksin masih jauh, bahkan ketika kasus Covid-19 dan angka kematian melonjak di banyak negara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter