Suara.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa sekarang 'bukan waktunya untuk berpuas diri'. Hal itu disampaikan di tengah perkembangan positif baru-baru ini dalam vaksin virus corona.
Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus berpidato di konferensi pers dan mengatakan bahwa meskipun ada 'berita menggembirakan' yang keluar, dia 'sangat prihatin' tentang lonjakan kasus di Eropa dan AS.
"Ini bukan waktunya untuk berpuas diri. Sementara kami terus menerima berita menggembirakan tentang vaksin Covid-19 dan tetap optimis dengan hati-hati tentang potensi alat baru yang akan tiba dalam beberapa bulan mendatang," kata Tedros.
"Saat ini kami sangat prihatin dengan lonjakan kasus yang kami lihat di beberapa negara, terutama di Eropa dan Amerika."
Tedros mengatakan, bahwa petugas kesehatan dan sistem mereka didorong hingga mencapai titik puncaknya. WHO telah mengeluarkan panduan dan alat untuk meningkatkan kapasitas tenaga medis dan kesehatan masyarakat serta persediaan dan fasilitas untuk mengelola pasien Covid-19.
"Saat ini WHO memiliki 150 tim medis darurat yang membantu negara-negara dalam perencanaan pelaksanaan tanggap darurat mereka," ujar Tedros.
Ia melanjutkan bahwa WHO dan mitranya bekerja dengan pemerintah dan pemimpin kesehatan untuk memastikan bahwa ada perlindungan untuk tenaga kesehatan yang sakit.
"Ada cukup tempat tidur untuk pasien COVID-19 dan untuk layanan penting agar tetap aman. 'Bahwa ada cukup masker, sarung tangan, dan peralatan pelindung lainnya, sehingga pemerintah memiliki akses ke tes, terapi, dan persediaan yang cukup untuk mengatasi permintaan sekarang.
Ia melanjutkan, sistem kesehatan itu akan siap ketika vaksin yang aman dan efektif diluncurkan. Inggris telah membawa lima juta vaksin virus coronayang dibuat oleh perusahaan bioteknologi pimpinan AS Moderna hanya beberapa jam setelah perusahaan melaporkan efektivitas 94,5 persen.
Baca Juga: Diperiksa Polisi Terkait Acara Rizieq, Lurah Petamburan Reaktif Covid-19
Tetapi karena vaksin harus diambil dalam dua suntikan, dosis itu hanya akan memvaksinasi dua setengah juta orang Inggris. Negara ini juga telah mendapatkan 40 juta dosis vaksin Pfizer yang melaporkan efektivitas 90 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
-
Line Up Terbaru Pestapora Hari Ini 7 September, Usai 34 Musisi Umumkan Mundur
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!