Suara.com - Situasi pandemi yang memaksa orang tetap berada di rumah mungkin telah membuat para orangtua khawatir dengan perkembangan sosial anak-anak karena mereka jarang berinteraksi dengan orang lain. Salah satu solusinya, orangtua kemudian beralih memberikan mainan untuk menghibur anak-anaknya. Dan main boneka jadi salah satu permainan yang sangat disarankan. Kenapa?
Main boneka ternyata bisa membantu perkembangan sosial dan empati anak. Penelitian baru yang dilakukan oleh Barbie dan sekelompok ahli saraf di Universitas Cardiff, Inggris, menemukan bahwa main boneka membantu perkembangan anak dalam hal pemahaman sosial dan empati.
Barbie melakukan survei global di 22 negara berbeda dan bertanya kepada 15.000 orangtua. Sekitar 91 persen orangtua menganggap empati sebagai keterampilan sosial utama yang mereka harapkan dari perkembangan anaknya. Namun, hanya 26 persen dari mereka yang tahu seberapa banyak main boneka dapat bermanfaat bagi keterampilan sosial anak mereka.
Ahli Pusat Ilmu Perkembangan Manusia dari Universitas Cardiff Dr. Sarah Gerson dan timnya memantau aktivitas otak anak-anak berusia empat hingga delapan tahun saat mereka bermain dengan boneka Barbie dan perangkat bermain lainnya.
Para peneliti menemukan bagaimana main boneka merangsang pikiran anak dengan mengaktifkan daerah otak yang membantu anak-anak mengembangkan empati dan keterampilan sosial bahkan saat bermain sendiri.
Diketahui bahwa aktivitas otak ini mirip dengan saat anak berinteraksi dengan orang lain. Ditemukan juga bahwa anak-anak menunjukkan lebih banyak aktivasi otak dalam permainan boneka dibandingkan saat mereka bermain dengan tablet atau perangkat gawai lainnya.
Temuan itu sama hasilnya baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Temuan itu membuktikan bahwa bermain dengan boneka memungkinkan anak-anak untuk melatih keterampilan sosial dan mengembangkan empati lebih baik daripada jenis permainan lainnya.
Misalnya, saat bermain dengan bonekanya, anak mungkin membuat skenario sendiri tentang cara mereka berinteraksi dengan seorang teman. Hal itu memungkinkan mereka belajar lebih banyak tentang perspektif dan perasaan orang lain yang berbeda. Menurut Gerson, penelitian ini penting bagi orangtua dan anak-anak.
"Bagaimana tanpa dorongan atau instruksi, anak-anak secara alami bermain dengan boneka dengan cara yang memungkinkan mereka untuk mempraktikkan interaksi sosial dan meningkatkan empati dan pemahaman mereka terhadap orang lain," kata Gerson dikutip dari AsiaOne.
Baca Juga: Anak Perlu Aktivitas Fisik, Dokter Beri Waktu Khusus untuk Bermain
"Jadi, sebagai orangtua, kami dapat diyakinkan bahwa bermain sendiri dengan boneka memungkinkan anak-anak melatih keterampilan yang mereka gunakan saat bermain dengan teman bermain dan dalam interaksi sosial di masa depan," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!