Suara.com - Vaksin telah digunakan untuk mengatasi penyakit menular sejak puluhan tahun lalu. Namun mitos mengenai vaksin yang beredar di masyarakat masih banyak terjadi. Terlebih selama masa pandemi Covid-19, saat dunia mencari dan coba menciptakan vaksin Covid-19.
"Ada dua mitos yang paling sering muncul. Pertama, vaksin tidak aman. Jelas itu keliru," kata dokter spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe M. Sc. Pd., dalam webinar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Senin (23/11/2020).
Ia menjelaskan bahwa vaksin yang digunakan luas kepada masyarakat tentu sudah melewati rangkaian penelitian panjang juga diawasi oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Keamanan pemakaian vaksin akan selalu dipantau sekalipun sudah diedarkan ke masyarakat.
Mitos kedua yang beredar di masyarakat adalah bahwa vaksin tidak ada gunanya dan tidak efektif. Lagi, dokter Dirga menegaskan bahwa pemahaman itu keliru.
"Karena vaksin fungsinya melatih sistem imunitas agar mampu membentuk sistem antibodi sehingga kebal. Dan vaksin punya keunggulan yang tidak dimiliki upaya pencegahan lain yaitu vaksin memberikan perlindungan spesifik. Sehingga bisa netralisir virus secara langsung," paparnya.
Upaya pencegahan seperti protokol kesehatan dengan 3M dibarengi dengan konsumsi makanan bergizi dan rutin olahraga, menurut Dirga, sifatnya general. Sedangkan vaksin memiliki ciri khas spesifik yang hanya mampu memberikan perlindungan khusus penyakit tertentu.
Cara kerja vaksin, lanjutnya, dengan membentuk antibodi dalam tubuh yang kemudian akan berfungsi untuk kekebalan.
"Vaksin mengandung komponen virus atau bakteri. Setelah disuntik, tubuh akan mengenali lalu melawan dengan membentuk antibodi yang berfungsi sebagai kekebalan. Lalu tubuh akan mengingat. Sehingga jika tertular dengan virus beneran tubuh sudah punya kekebalan," jelasnya.
Komponen virus yang dimaksud merupakan sebagian organ virus yang sudah dilemahkan. Komponen itu kemudian dijadikan salah satu bahan baku vaksin dan diteliti hingga disuntikan ke tubuh manusia. Menurut dokter Dirga, kebanyakan vaksin memang mengandung komponen virus.
Baca Juga: Warga Sekitar Markas FPI Ikuti Rapid Test Massal, Hasilnya Mengejutkan
"Tidak semua vaksin mengandung virus yang dilemahkan. Tapi kebanyakan vaksin mengandung komponen virus. Sehingga saat vaksin diberikan ke tubuh tidak dapat menimbulkan penyakit," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja