Suara.com - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan biaya pengobatan pasien Covid-19 di rumah sakit per hari.
Staf ahli bidang Ekonomi Kesehatan Kemenkes dr. H. Mohammad Subuh, MPPM. mengatakan bahwa biaya yang dibutuhkan tergantung dari kondisi pasien bersangkutan.
Tapi idealnya, penggunaan ruang intensive care unit atau ICU per hari adalah Rp 15 juta. ICU sendiri digunakan jika pasien Covid-19 memiliki komorbid (penyakit penyerta) dan bergejala berat.
"ICU per hari 15 juta, kali aja berapa hari dia dirawat, 7 hari udah ratusan juta. Apalagi menggunakan ventilator. Kemudian kalau dia positif tapi dengan komorbid misalnya diebetes, jantung, gangguan paru tambah lagi itu rata-rata per hari dua juta. Jadi 17 juta per hari," paparnya dalam dialog produktif Vaksinasi: Pencegahan vs Pengobatan, Selasa (1/12/2020).
Sementara jika pasien hanya perlu menjalani perawatan isolasi karena tanpa gejala, biaya dipastikan akan jauh lebih murah.
"Kalau isolasi tanpa gejala, kita lakukan pengawasan seperti di Wisma Atlet, saya rasa biayanya lebih murah. Tapi kalau dia gejala kemudian membutuhkan perawatan mungkin lebih mahal," kata Subuh lagi.
Ia menyampaikan bahwa biaya itu ditanggung penuh oleh pemerintah, sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan no. 413 tahun 2020. Penanggungan biaya juga bisa dilakukan jika pasien dirawat di rumah sakit swasta, dengan catatan rumah sakit bersedia menerima pasien Covid-19.
"Itu diatur dalam keputusan Menkes nomor 413 tahun 2020. Jadi bagi pasien yang suspect dirawat rumah sakit mana pun maka akan dibiayi negara. Jadi selama rumah sakit menerima rujukan untuk perawatan Covid. Jadi tidak di rumah sakit pemerintah saja, swasta juga selama dia menerima perawatan pasien covid, negara akan bayar sesuai hitungan pemerintah," ujarnya.
Ia menyebut, penanggungan biaya itu bukan jadi beban bagi negara. Tetapi justru kewajiban negara terhadap masyarakat. Hanya saja, pembiayaan tersebut perlu disesuaikan dengan batasan sumber daya yang dimiliki pemerintah.
Baca Juga: Penyebab Pasien Covid-19 Gejala Ringan Jadi Fatal dan Berita Kesehatan Lain
"Bukan jadi beban bagi negara tapi kewajiban bagi negara. Bahkan Menteri Keuangan sudah bilang 'kalau kurang kami tambah'. Tapi kami punya batasan dengan limited resource. Makanya bagaimana kita kelola resource yang benar-benar ada ini kita optimalkan tidak terlalu sakit nantinya dengan cara-cara upaya pencegahan," pungkas Subuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang