Suara.com - Taman kanak-kanak menjadi tahap awal dalam perjalanan akademis setiap anak. Bahkan juga memungkinkan anak untuk berinteraksi dengan orang-orang baru seperti teman dan guru.
Bukan hanya metode belajar yang bisa meningkatkan kecerdasan anak. Tapi hubungan anak dengan gurunya disebut lebih penting dari itu.
Sebuah studi baru dari penelitian Stres Guru dari Universitas Jyväskylä, Universitas Finlandia Timur dan Universitas New York Abu Dhabi, menunjukkan bahwa jika anak-anak tidak dekat drngan guru, atau bahkan cenderung tidak akur, bisa mengurangi minat mereka untuk belajar.
Penelitian itu mengambil sampel dari 461 anak berusia 6 tahun di taman kanak-kanak Finlandia dan 48 guru.
Hasil menunjukkan bagaimana konflik dengan guru membuat anak kehilangan minat membaca dan matematika.
Ketika anak-anak mengalami konflik dengan guru, perasaan negatif mencerminkan motivasi mereka untuk melakukan tugas akademis. Hal ini bisa juga mengakibatkan anak kehilangan minat dalam mengikuti kegiatan.
Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang mengalami masalah dengan gurunya mungkin kehilangan waktu untuk mempelajari literasi dan matematika.
Peneliti juga menemukan dua kemungkinan utama mengapa hal itu bisa terjadi. Yaitu keterlibatan anak yang berkurang pada kegiatan atau karena guru lebih fokus pada waktu pembelajaran untuk manajemen perilaku.
"Orang tua harus lebih peduli tentang apa yang memotivasi anak-anak untuk belajar dan lingkungan tempat mereka berada," kata para peneliti dikutip dari Asia One.
Baca Juga: Sekolah Terendam Banjir, Ujian Semester di Aceh Timur Terpaksa Ditunda
Penelitian ini mampu menunjukkan seberapa besar hubungan guru taman kanak-kanak dengan siswanya dapat memengaruhi pengalaman sekolah mereka di masa depan.
Untuk mencegah hal ini terjadi, peneliti menyarankan program dan intervensi di mana guru dapat belajar cara memiliki hubungan yang mendukung dengan siswanya untuk mendorong mereka berjuang dalam pencapaian akademis.
Menurut Profesor Jaana Viljaranta dari Universitas Finlandia Timur, taman kanak-kanak lebih terstruktur dalam memperkenalkan lingkungan belajar kepada anak dibandingkan dengan tempat penitipan anak.
Pengalaman yang diperoleh anak di selolah kemungkinan memiliki konsekuensi jangka panjang pada pengembangan motivasi dan kompetensi akademis mereka.
"Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk menyadari kekuatan interaksi mereka dengan anak-anak. Bahwa mereka didukung dalam menemukan cara-cara optimal untuk berinteraksi dengan setiap anak, sambil mempertimbangkan kekuatan dan kebutuhan individu," ucapnya.
Berita Terkait
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Maxime Bouttier Ingin Anak Perempuan, Luna Maya Pilih Siap Mental Dulu
-
Tak Sekadar Nongkrong Young On Top Buktikan Anak Muda Bisa Bergerak dan Berdampak
-
Lewat Outing Seru: Cara Kreatif Pojok Literasi Kak Rara Tanamkan Nilai Positif Pada Anak
-
Buka SPEKIX 2025, Mendagri: Ruang Merayakan Keberanian dan Kreativitas Anak Istimewa
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?