Suara.com - Pemerintah Indonesia telah lama gencar mengampanyekan paradigma sehat sesuai amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pada 2016, Presiden RI, Joko Widodo juga mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) untuk mengampanyekan sudut pandang pelaksanaan upaya kesehatan, yang lebih mengutamakan promotif dan preventif.
Program yang menempatkan kewajiban masyarakat untuk berperilaku hidup sehat tersebut dikukuhkan melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Germas dan melibatkan lintas kementerian serta lembaga.
Program Germas sendiri kian relevan di masa pandemi. Pola hidup bersih dan sehat menjadi kunci menekan penyebaran Covid-19, mengingat hingga kini vaksin belum ditemukan.
Meski demikian, penerapan Germas untuk mencegah kian massifnya penyebaran Covid-19 akan lebih maksimal, bila ada keterlibatan masyarakat secara aktif.
Untuk itu, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyusun Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Covid-19 di RT/RW/Desa, sebagai panduan bagi masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengan menggali potensi masyarakat, agar berdaya dan mampu berperan serta mencegah penularan Covid-19.
Hal itu sesuai dengan tiga poin penting dalam Germas terkait pencegahan penularan Covid-19, yakni peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan pangan sehat dan perbaikan gizi, serta peningkatan edukasi hidup sehat.
Dalam aktivitas ini, warga masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab dengan, menerapkan protokol kesehatan dalam perilaku sehari-hari, membantu Ketua RT/RW dan Kepala Desa/Lurah dalam upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 seperti melalui pemantauan mobilitas warga yang keluar masuk wilayah.
Warga juga diharapkan saling mengingatkan untuk menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan. Tidak hanya itu, warga juga bertugas membantu pemenuhan kebutuhan logistik bagi tetangganya yang menjalani isolasi mandiri di rumah atau lansia yang tidak memiliki keluarga.
Selain peran tersebut, warga diharap berperan aktif untuk segera melapor ke Ketua RT/RW dan petugas puskesmas jika merasa sakit. Tentu saja, dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker saat ke luar rumah sehingga dengan begitu, mereka bisa segera mendapat pelayanan kesehatan sesuai ketentuan.
Baca Juga: Ini Alasan Kemenkes Harus Tegur Mer-C Terkait Isu Hasil Swab Rizieq
Sementara itu, terkait penanganan Covid-19, Pemerintah Daerah telah membentuk Satgas Siaga COVID-19 di tiap RW. Sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19 di wilayah masing-masing, Satgas Siaga Covid-19 tersebut dioptimalkan dalam melakukan edukasi, pendataan, hingga pelaporan penanganan Covid-19.
Salah satu wilayah yang menjadi pilot project pemberdayaan masyarakat dalam menerapkan Germas guna menekan penyebaran Covid-19 adalah RW 09, Kelurahan Rangkapan Jaya, Depok. Program ini melibatkan berbagai komponen masyarakat seperti Ketua RT/RW, Kepala Desa/Lurah, tokoh agama/tokoh masyarakat, sistem keamanan lokal, kader kesehatan, warga masyarakat, Puskesmas dan Posyandu.
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes mendampingi pelaksanaan program sepanjang September hingga November 2020 tersebut.
"Dukungan pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat sangat penting dalam memerangi Covid-19. Jangan lupa untuk tetap menjalankan 3M, tetap tenang dan berfikir positif, serta rajin berolah raga dan menjaga kesehatan tubuh," pesan Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat saat meninjau lokasi program.
Di antara penerapan program Germas untuk mencegah penyebaran Covid-19 di RW 09, Kelurahan Rangkapan Jaya, Depok, adalah edukasi melalui media kampanye protokol kesehatan seperti spanduk, poster dan stiker. Ada juga penyuluhan tentang pencegahan penularan Covid-19 yang diikuti perwakilan masyarakat. Mereka kemudian aktif menyebarkan informasi tersebut ke sesama sehingga sasaran edukasi menjadi lebih luas.
Kegiatan lainnya adalah peningkatan pola hidup sehat melalui penyediaan thermogun dan fasilitas umum cuci tangan pakai sabun (CTPS) sederhana di berbagai lokasi. Warga juga mewujudkan peningkatan pangan sehat dan perbaikan gizi melalui program penghijauan dengan tanaman obat keluarga serta budi daya ikan dalam ember (budikdamber).
Tag
Berita Terkait
-
Sinergi Masyarakat dan Puskesmas Dorong Perilaku Sehat Cegah Covid-19
-
DIY Minta Nakes Tambahan Tak Dikabulkan, Ini Alasan Kemenkes
-
Debat Panas! Yunarto Wijaya dan HNW Soal Mensos Juara Penanganan Corona
-
Ini Alasan Kemenkes Harus Tegur Mer-C Terkait Isu Hasil Swab Rizieq
-
Cegah Stunting, Posyandu Buka Kembali dengan Protokol Kesehatan
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!