Suara.com - Saat anak mengalami tantrum, biasanya orang tua cukup kewalahan menghadapinya. Umumnya, anak-anak pun tidak tahu mengapa ia melakukannya.
Tantrum yang merupakan ledakan emosi dan amarah tak terkendali biasanya terjadi pada anak berusia 1,5 hingga dua tahun. Perilaku ini akan hilang saat mereka berusia empat hingga lima tahun.
Melansir Independent, tantrum merupakan respons fisiologis yang umum namun rumit. Ini berkaitan dengan sistem deteksi ancaman otak.
Itulah mengapa sangat penting bagi orang tua untuk memahami anak mereka dan mengurangi 'ancaman' tersebut dengan membangun rasa aman.
Menurut R Douglas Fields, ahli saraf dan penulis Why We Snap: Understanding the Rage Circuit in Your Brain, mengamuk melibatkan dua bagian otak, yaitu amigdala dan hipotalamus.
"Amigdala memproses emosi seperti ketakutan dan kemarahan, sedangkan hipotalamus sebagian mengontrol fungsi bawah sadar seperti detak jantung dan suhu," jelas Fields.
Jadi, amigdala berperan seperti pendeteksi asap di otak dan hipotalamus sebagai orang yang memutuskan apakah akan menyiram dengan bensin atau air, dengan hormon seperti adrenalin dan kortisol.
Misalnya, ketika seorang anak tiba-tiba mulai menangis karena tidur sendirian, dia mungkin tidak sadar. Ini adalah saat amigdala di otaknya mendeteksi ancaman dan hipotalamus menyebabkannya mengamuk.
Selama respons stres, detak jantung anak mungkin berdebar kencang, telapak tangan berkeringat, dan otot tegang.
Baca Juga: Haru, Vanessa Angel Girang Bisa Peluk Anak Usai Bebas dari Penjara
Respons stres ini dapat mengurangi kapasitas pengendalian diri anak yang sudah terbatas.
"Pada saat-saat ini, intensitas emosi membanjiri kemampuan anak dalam mengaturnya, sehingga emosi menjadi lebih kuat," tutur Mary Margaret Gleason, psikiater anak dan remaja di Children's Hospital of the King's Daughters di Virginia.
Jadi, meski orang tua berusaha membuat anak diam saat mengalami tantrum, mereka tidak akan mendengarkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan