Suara.com - Korea Selatan kembali melaporkan lebih dari 1.000 kasus baru Covid-19 selama lima hari berturut-turut.
Angka penambahan kasus terbesar datang dari wabah di sebuah penjara Seoul yang menginfeksi 185 orang.
Otoritas Korea Selatan melaporkan rekor 1.097 kasus baru COVID-19 pada Minggu (20/12/2020). Dengan infeksi harian sebanyak lebih dari 1.000 untuk hari kelima berturut-turut, beberapa ahli medis mengkritik pemerintah karena dianggap lambat dalam menerapkan pembatasan sosial yang lebih ketat.
Pada awal pandemi, pelacakan dan pengujian agresif yang dilancarkan Korea Selatan telah menjadikan negara itu menjadi kisah sukses global --ketika banyak negara mengalami lonjakan infeksi virus corona, yang mendorong mereka menerapkan penguncian luas.
Tetapi lonjakan baru-baru ini --sebagian besar berasal dari kelompok yang tersebar luas daripada wabah besar yang terisolasi dari gelombang sebelumnya-- telah meningkatkan kekhawatiran karena negara itu kekurangan tempat tidur rumah sakit.
Total harian melebihi rekor hari Rabu (16/12), yaitu 1.076 kasus, menurut data Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).
Pada kasus baru, 1.072 ditularkan secara lokal dan 25 merupakan kasus impor.
Dengan jumlah baru tersebut, total infeksi virus corona di Korea Selatan per Sabtu (19/12) tengah malam menjadi 49.665, dengan total 674 kematian akibat COVID-19.
Sebuah penjara di tenggara Seoul mencatat wabah besar, dengan 184 narapidana dan satu pekerja terinfeksi, kata seorang pejabat Kementerian Kehakiman.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Kasus Melonjak, Rumah Sakit Korsel Kewalahan
Mantan presiden konservatif Lee Myung-bak, yang berada di penjara itu untuk menjalani hukuman karena korupsi, dinyatakan negatif terkena virus, kata pejabat tersebut.
Sekitar 61 orang di panti jompo di Kota Cheongju tertular virus itu, kata kantor berita Yonhap.
Pada Selasa (15/12), Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun memohon kepada penduduk untuk mematuhi aturan pembatasan sosial untuk menghindari pembatasan lebih ketat dalam menghadapi gelombang infeksi virus corona terbesar di negara itu.
Sekolah-sekolah di wilayah metropolitan Seoul ditutup selama satu bulan mulai Selasa karena pemerintah semakin dekat untuk memberlakukan pembatasan terberat, Level 3, yang pada dasarnya berarti penguncian diberlakukan di negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia itu.
Di bawah penguncian semacam itu, perusahaan hanya diizinkan untuk membolehkan pekerja penting berada di kantor, sementara pertemuan lebih dari 10 orang akan dilarang
"Sementara sebagian besar warga menanggung ketidaknyamanan untuk mematuhi aturan, beberapa warga malah mempercepat penyebaran virus corona dengan kecerobohan mereka," ujar Perdana Menteri Chung Sye-kyun dalam sambutan yang disiarkan televisi pada pertemuan pemerintah. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Jang Nara Debut Jadi Villain di Taxi Driver 3, Angkat Sisi Gelap K-Pop
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Mulai Babak Baru! Jung So Min Resmi Gabung dengan Agensi Hiin Entertainment
-
Bintangi The Judge Returns, Park Hee Soon Kagum dengan Karakternya Sendiri
-
EXO Hidupkan Lagi Konsep Superpower di Trailer Album Penuh ke-8, REVERXE
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia