Suara.com - Saat ini kasus virus corona Covid-19 tengah melonjak secara global menjelang liburan Natal dan akhir tahun 2020.
Christian Stephenson, kepala pengembangan di Medusa 19 pun berpendapat pengujian massal tetap menjadi langkah penting untuk mengendalikan penyebaran virus corona Covid-19.
Karena, peluncuran vaksin Covid-19 pasti akan memakan waktu berbulan-bulan dan masih banyak yang belum diketahui perihal efek samping dan lamanya bertahan.
"Tes massal adalah cara terbaik mengendalikan penyebaran virus corona Covid-19 di samping menunggu vaksin. Kami perlu menguji apakah individu yang menerima suntikan vaksin telah mengembangkan antibodi atau belum, serta lamanya antibodi bisa bertahan," jelas Christian Stephenson dikutip dari Express.
Pengujian virus corona Covid-19 massal ini juga membantu membangunkan kembali pergerakan ekonomi yang terhambat akibat pandemi. Misalnya, pengujian massal terhadap para wisatawan sebelum da sesudah mereka tiba di tempat tujuan.
Christian Stephenson mengatakan bahwa tidak ada solusi yang tepat untuk mengatasi virus corona Covid-19. Pengujian yang efisien dan akurat adalah satu-satunya solusi yang setidaknya bisa berdampak pada 5 tahun ke depan.
Meski begitu, Christian Stephenson mengakui masih sulit untuk memprediksi lamanya pandemi virus corona Covid-19 ini akan berakhir, karena tergantung pada beberapa faktor.
"Mudah-mudahan pada musim panas, keadaan akan mulai normal lagi. Tapi, ada aturan tertentu yang masih perlu dipatuhi, seperti memakai masker dan menghindari kerumunan," jelas Dr Jonas Nilsen, MD dan salah satu pendiri Practio.
Dr Jonas Nilsen mengatakan bila banyak orang yang mendapatkan vaksin virus corona Covid-19, maka semua aktivitas bisa kembali normal pada akhir 2021.
Baca Juga: Mutasi Virus Corona Covid-19, Apakah Sebabkan Gejala yang Berbeda?
Sedangkan, pemberian vaksin Covid-19 di Inggris menimbulkan banyak tantangan logistik dan mengadopsi sistem berbasis teknologi bisa menjadi kunci untuk memastikan efisiensinya.
Dr Charlie Easmon, seorang dokter Harley Street dan penasihat kesehatan masyarakat, setuju bahwa cukup sulit memprediksi kapan pandemi virus corona Covid-19 akan berakhir.
Beberapa orang berpikir virus corona ini akan bertahan seperti Malaria dan menjadi penyakit endemik di seluruh dunia dan tanpa vaksin.
"Saya berharap vaksin bisa mengurangi penyebaran dan tingkat keparahan penyakit, bahkan bila mutasi terjadi lebih lanjut," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis