Suara.com - Vaksin Covid-19 sudah mulai didistribusikan ke beberapa daerah, yang artinya hanya membutuhkan izin dari pemerintah agar vaksin dapat digunakan.
Namun sayangnya, hingga kini masih banyak masyarakat yang mempertanyakan keamanan dari vaksin Covid-19 secara umum.
Vaksin yang sudah menyelesaikan uji klinis fase akhir dan hasilnya terbukti membawa manfaat yang lebih besar daripada bahaya potensial dari penyakit Covid-19, dinilai aman.
Dokter darurat dan direktur dari Brown-Lifespan Center for Digital Health di Brown University, Megan Ranney, MD, MPH, mengatakan bahwa peneliti memantau perkembangan peserta uji klinis.
Setiap peserta sakit, dirawat di rumah sakit, atau bahkan meninggal, peneliti akan menyelidiki apakah kasus tersebut berkaitan dengan vaksin yang mereka dapatkan.
Umumnya, uji coba vaksin akan melibatkan dewan pemantau independen yang terdiri dari orang-orang yang tidak berkaitan dengan studi vaksin tersebut.
"Satu-satunya tugas mereka adalah memastikan bahwa obat (vaksin) itu aman," jelas Ranney, dilansir Health.
Namun, penting untuk dicatat bahwa 'aman' tidak berarti 'tanpa efek samping'. Sebaliknya, menurut Ranney, vaksin dianggap aman apabila tidak menyebabkan masalah kesehatan yang buruk serta serius.
"Vaksin 'tidak aman' adalah yang menyebabkan kerusakan permanen atau serius, hal-hal yang mengubah kondisi seseorang (menjadi lebih buruk)," sambungnya.
Baca Juga: KPK Klaim Pelototi Terus Bansos Kemensos di Masa Pandemi Corona
Kerusakan yang dimaksud juga termasuk perubahan kesuburan, menyebabkan masalah neurologis, atau justru memicu infeksi baru.
Efek samping dari vaksin 'aman' biasanya ringan, misalnya kelelahan, sakit kepala, hingga nyeri lengan.
Jangan tertipu oleh berita palsu
Bahayanya, masyarakat secara keliru menganggap masalah kesehatan yang terjadi secara kebetulan setelah vaksinasi disebabkan oleh vaksin.
Padahal, kenyataannya orang hampir selalu sakit. Jadi, mungkin ada kasus ketika seseorang mengalami masalah kesehatan dalam beberapa waktu, baik mereka divaksin atau tidak.
"Kita bisa mengalami hal-hal yang terjadi secara kebetulan," kata Penny Ward, dari King's College London, kepada BBC.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG