Suara.com - Kota Wuhan menjadi tempat pertama dilaporkannya Covid-19 pada Desember 2020. Sejak Mei 2020, Wuhan disebut telah mengendalikan virus dan telah bangkit dari pandemi. Namun sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa virus corona nyatanya belum sepenuhnya hilang dari kota tersebut.
Melansir dari Medicalxpress, para peneliti yang melaporkan studi mereka di PLOS Neglected Tropical Diseases telah menguji antibodi SARS-CoV-2 pada lebih dari 60.000 orang sehat di China.
Mereka menyimpulkan bahwa ribuan penduduk Wuhan terinfeksi kasus Covid-19 tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG) setelah pemerintah meyakini bahwa infeksi telah terkendali di Tiongkok.
Tes antibodi cepat digunakan untuk mendiagnosis infeksi saat ini dan di masa lalu dengan virus SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan Covid-19. Antibodi IgG positif menunjukkan adanya infeksi sebelumnya, sedangkan antibodi IgM berarti infeksi saat ini atau baru-baru ini.
Deteksi kedua jenis antibodi dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang jumlah infeksi tanpa gejala dalam suatu populasi dari waktu ke waktu. Di Wuhan, jumlah kasus Covid-19 memuncak pada Februari 2020 dan kota tersebut pada awalnya dinyatakan bebas penyakit pada akhir April.
Dalam penelitian baru ini, Xue-jie Yu dari Universitas Wuhan, China, dan rekannya mempelajari prevalensi antibodi IgG dan IgM dalam sampel darah yang dikumpulkan antara 6 Maret hingga 3 Mei 2020, dari 63.107 orang di China. Semua orang yang diuji dalam keadaan sehat dan menjalani pemeriksaan sebelum kembali bekerja.
Konsisten dengan sejumlah besar kasus yang terjadi di Wuhan, persentase orang dengan antibodi SARS-CoV-2 positif, sekitar 1,68 persen secara signifikan lebih tinggi daripada di wilayah lain China, di mana positif antibodi rata-rata 0,38 persen.
Selain itu, menurut tingkat IgM positif 0,46 persen di Wuhan, para peneliti memperkirakan bahwa ribuan orang di Wuhan terinfeksi tanpa gejala antara Maret hingga Mei 2020. Namun pada waktu tersebut, tidak ada kasus Covid-19 yang dilaporkan secara klinis di Wuhan.
"Kami menyimpulkan bahwa sejumlah besar pembawa SARS-CoV-2 tanpa gejala ada setelah eliminasi kasus klinis Covid-19 di Kota Wuhan," kata para peneliti.
Baca Juga: Kabar Gembira, Vaksin Covid-19 Pfizer Berpotensi Cegah Varian Baru Corona
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana