Suara.com - Mengunyah es batu dalam minuman memang kadang bisa menjadi kepuasaan tersendiri. Sayangnya mengunyah es batu malah bisa merusak kesehatan gigi Anda.
"Saya memiliki banyak pasien yang mengunyah es setiap hari, ini merupakan kesenangan yang salah," kata Mark Burhenne, DDS, pendiri Ask the Dentist pada Insider.
Padahal menurut American Dental Association, mengunyah es adalah salah satu kebiasaan terburuk yang dapat merusak gigi. Sebab, mengunyah makanan keras apapun termasuk makan es membuat gigi Anda rentan terhadap kerusakan.
Melansir dari Insider, ada tiga alasan utama mengapa pengunyah es bisa merusak gigi secara keseluruhan, antara lain:
1. Merusak enamel gigi
Setiap kali Anda mengunyah es, Anda berisiko merusak atau melemahkan enemel gigi atau lapisan pelindung yang melindungi bagian dalam gigi yang halus.
"Jika enamel gigi Anda rusak, gigi dan seluruh kebersihan mulut termasuk gusi akan rentan terhadap lebih banyak infeksi bakteri dan penyakit," kata Shahrooz Yazdani, DDS, dari Yazdani Family Dentistry.
American Dental Association menjelaskan bahwa ketika Anda memaksa dua permukaan yang sangat keras bersama-sama, salah satunya akan patah.
2. Dapat menyebabkan gigi patah
Baca Juga: Cegah Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut, Jangan Asal Sikat Gigi Ya!
"Dengan melemahnya enemel gigi, maka selalu ada kemungkinan gigi patah," kata John Grbic, DMD, Profesor Kedokteran Gigi di Columbia University Medical Center.
"Setiap minggu kami melihat setidaknya satu pasien yang mengalami patah gigi karena mereka makan biji berondong jagung yang belum dipotong, permen keras, atau es batu," imbuhnya.
3. Dapat merusak gusi
Mengunyah es juga dapat memberi tekanan pada gusi yang menyebabkan resesi gusi. Resesi gusi terjadi ketika jaringan gusi terkikis dari genetika, penyakit gusi, atau cedera traumatis (seperti cedera berkepanjangan).
Saat gusi mengalami resesi, akar gigi Anda akan terbuka. Bagian gigi ini lebih sensitif sehingga jika Anda mengalami resesi gusi, gigi Anda mungkin menjadi lebih sensitif yang dapat membuat makan makanan dingin dan panas menjadi tidak nyaman atau linu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal