Suara.com - Hasil efikasi vaksin Covid-19 buatan Sinovac sebesar 65.3 persen masih menjadi perbincangan publik. Beberapa di antaranya mengaku ragu dengan efektivitas vaksin tersebut.
Kali ini, Pakar Kesehatan Masyarakat Prof. dr. Hasbullah Thabrany. MPH. DrPH., coba angkat bicara.
Profesor Thabrany mengatakan, efikasi 65.3 persen merupakan nilai yang baik. Bahkan badan kesehatan dunia WHO 'hanya' mensyaratkan minimal nilai efikasi di atas 50 persen.
"Pada dasarnya nilai efikasi 65,3 persen sudah baik, dari segi persyaratan sudah mencukupi. Perlu dicatat, tidak ada hubungannya efikasi dengan keamanan vaksin. Dari segi konsep akademik vaksin ini sudah memenuhi syarat," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Kamis (14/1/2021).
Profesor Hasbullah Thabrany kemudian menyarankan agar pemerintah juga bisa memastikan perlindungan kepada masyarakat dengan hasil efikasi 65,3 persen tersebut.
"Sementara itu yang kita butuhkan saat ini efektivitas. Saya lebih cenderung mendukung pernyataan Presiden Jokowi agar 100 persen penduduk dilindungi. Maka kita akan punya efektivitas yang lebih tinggi," tegasnya.
Hal yang perlu diingat juga meski vaksinasi telah berlangsung, Hasbullah mengingatkan agar protokol kesehatan tetap dijalankan. Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak harus tetap berjalan sehingga masyarakat jangan berestimasi terlalu tinggi meskipun sudah divaksinasi, ujarnya.
Menurutnya, penting agar pemerintah terus mengomunikasikan penegakkan disiplin protokol kesehatan karena merupakan upaya berkesinambungan untuk mendukung program vaksinasi.
“Hal ini perlu terus disuarakan agar pemahaman dan kedisiplinan masyarakat terus dipertahankan,” ujarnya lagi.
Baca Juga: Gagal Divaksin Covid-19, Wali Kota Serang: Semalam Habis Makan Durian
Namun yang juga perlu disadari bahwa pandemi tidak benar-benar berakhir setelah itu. Ia mengingatkan bagaimana untuk mengakhiri pandemi, perlu 70 persen penduduk dunia yang divaksinasi.
"Oleh karena itu dunia memiliki lembaga COVAX yang disediakan bersama bank dunia, WHO, dan UNICEF. Karena ini kepentingan dunia, tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu negara. Dan dalam satu negara tidak bisa hanya satu komunitas saja yang berpartisipasi, semua harus ikut, karena merupakan kepentingan bersama," tuturnya.
Masyarakat juga diimbau agar tidak ragu-ragu menerima vaksin. Karena target kekebalan komunitas tidak akan tercapai jika masih ada sekelompok orang yang ragu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?