Suara.com - Aktris senior Farida Pasha meninggal dunia dalam usia 68 tahun. Pemeran Mak Lampir dalam sinetron Misteri Gunung Merapi itu dikabarkan sempat terinfeksi Covid-19. Namun, pihak keluarga juga mengonfirmasi bahwa Farida Pasha memiliki penyakit lain yang telah lama dialaminya.
"(Sakit) Vertigo dan lambung," kata salah satu anak Farida Pasha, Gina Sonia, dalam rilis yang diterima suara.com, Minggu (17/1/2021).
Nenek dari musisi Ify Alyssa itu sempat dua kali dibawa berobat ke dokter namun keadaannya tidak kunjung membaik. Keluarga akhirnya memutuskan agar Farida Pasha diperiksa di rumah sakit. Setelah melakukan serangkaian tes dan rontgen, baru diketahui ada penyakit lain.
“Mama terkena early pneumonia (radang paru-paru). Hasil swabnya juga positif,” kata Gina.
Tak dijelaskan sejak kapan Farida Pasha terinfeksi Covid-19. Aktris senior itu dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (16/1) sekitar pukul pukul 19.35 WIB dan dimakamkan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Terlepas dari infeksi Covid-19 yang dialaminya, sakit lambung termasuk yang sering dialami banyak orang tetapi jarang disadari. Kebanyakan orang baru menyadari gangguan pencernaan ketika terjadi masalah seperti sembelit atau kembung.
Dikutip dari Gastroenterological Society of Australia, disebutkan bahwa masalah umum dari sistem pencernaan bisa mengakibatkan kolitis, divertikulitis, gastroenteritis, dan mulas. Masalah pencernaan yang terus dibiarkan dalam jangka waktu lama akan menumpuk dan menimbulkan masalah kesehatan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menjaga kesehatan pencernaan, terutama dengan lima cara sederhana berikut.
1. Konsumsi makanan yang sehat
Makanan yang kaya serat seperti sayur, buah, dan biji-bijian, membantu mendorong lewatnya bahan makanan melalui sistem pencernaan. Pola makan seimbang yang kaya serat dapat mengurangi risiko penyakit divertikular, penyakit jantung, atau kanker kolorektal.
Baca Juga: Sembuh dari Sakit Lambung Boleh Makan Pedas Lagi? Ini Kata Dokter!
Juga disarankan kurangi asupan makanan olahan karena sedikit nutrisi atau serat, dan sering kali mengandung banyak lemak jenuh, garam, dan pengawet yang dapat berbahaya bagi tubuh.
2. Makan secukupnya dengan perlahan dan teratur
Jangan makan berlebihan, makanlah dengan porsi sedang untuk menghindari terlalu banyak tekanan pada sistem pencernaan. Usahakan untuk tidak makan terburu-buru. Luangkan waktu dan makan perlahan, kunyah setiap suap dengan baik.
Bersantai sambil makan membantu saraf sistem pencernaan dan makanan yang dikunyah dengan baik lebih mudah dicerna daripada makanan yang lebih besar. Makan secara teratur dan usahakan untuk tidak melewatkan waktu makan. Tindakan itu akan mencegah makan berlebihan karena rasa lapar dan mempersiapkan sistem pencernaan untuk makan secara teratur.
3. Berolahraga secara teratur
Latihan kardiovaskular secara teratur membantu memperkuat otot-otot perut dan mengurangi kelesuan dengan menstimulasi otot-otot usus untuk mendorong makanan melalui sistem pencernaan.
4. Kelola tingkat stres
Stres mempengaruhi saraf sistem pencernaan dan dapat mengganggu keseimbangan pencernaan yang rumit. Kondisi itu bisa menyebabkan kembung, nyeri, dan sembelit. Sementara yang lain mungkin perlu sering buang air besar dan tinja mungkin lebih encer dan encer. Stres dapat memperburuk beberapa kondisi seperti tukak lambung atau sindrom iritasi usus besar.
5. Berhenti merokok
Merokok menurunkan tekanan di persimpangan antara lambung dan kerongkongan, mendorong aliran balik asam lambung ke esofagus (refluks), yang dapat menyebabkan mulas dan komplikasi lainnya. Merokok juga memperburuk tukak lambung dan kondisi peradangan usus, dan terkait dengan peningkatan risiko banyak kanker.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?