Suara.com - Inggris menggunakan salah satu negara yang menyetujui penggunaan vaksin Pfizer untuk mengatasi virus corona Covid-19. Vaksin Pfizer ini pun awalnya memiliki kemungkinan bisa melawan varian baru virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris.
Temuan itu cukup membahagiakan di tengah kekhawatiran bahwa varian baru virus corona Covid-19 di Inggris yang dijuluki B.1.1.7 bisa memengaruhi tingkat efektivitas vaksin virus Covid-19.
Tapi, sebuah studi baru mencoba mengumpulkan sampel darah dari 16 orang yang menderita vaksin Pfizer dalam uji klinis sebelumnya.
Para peneliti menemukan bahwa virus buatan laboratorium yang menyerupai varian virus B.1.1.7 mampu dilawan oleh antibodi.
Para peneliti mengatakan hasil temuan mereka menunjukkan tidak mungkin kalau garis keturunan dari varian virus corona B.1.1.7 akan lepas dari perlindungan yang diperoleh dari vaksin Pfizer.
Sebuah studi serupa dari perusahaan farmasi juga menunjukkan vkasin Pfizer itu efektif melawan mutasi virus yang disebut N501Y. Mutasi virus sesuai dengan varian virus corona di Inggris dan virus yang lebih menular di Afrika Selatan.
Pfizer juga mengatakan telah menguji 16 mutasi berbeda dalam varian virus corona dan tidak ada yang berdampak signifikan pada cara kerja vaksin.
"Temuan ini adalah hasil yang meyakinkan. Tapi, studi ini tidak membahas efektivitas vaksin terhadap virus yang ditemukan di Afrika Selatan dan Brasil," jelas Prof Lawrence Young, seorang ahli virologi di Warwick Medical School dikutip dari The Sun.
Sementara itu, Dr Ayfer Ali sebagai pengembang obat di Warwick mengatakan bahwa semakin banyak mutasi virus corona, maka semakin tinggi kemungkinan vaksin Covid-19 tidak bekerja efektif.
Baca Juga: Wajarkah Merasa Kelelahan Usai Mendapat Vaksin Covid-19? Ahli Menjawab
Jadi, Dr Ali berpendapat bahwa kinerja vaksin Pfizer dalam melindungi diri dari varian lain masih perlu diuji lebih lanjut. Karena, beberapa mutasi virus corona yang lebih signifikan masih mungkin terjadi.
Para peneliti berencana menguji efek vaksin Covid-19 pada varian virus corona di Afrika Selatan. Karena, varian itu diduga lebih mudah menular daripada varian virus corona sebelumnya.
Bahkan perusahaan yang membuat vaksin Moderna, CureVac, dan AstraZeneca juga akan menguji produk mereka dalam melindungi varian virus corona tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif