Suara.com - Beberapa minggu terakhir, kasus positif Covid-19 melonjak drastis, bahkan rekor terbanyak terjadi pada 16 Januari 2021 di mana kasus baru bertambah 14.224. Kini rerata temuan kasus baru di Indonesia selalu lebih dari 10 ribu kasus positif.
Per Kamis (21/1/2021) hari ini, positif Covid-19 baru mencapai 11.703 kasus. Namun Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito, menegaskan jika lonjakan kasus ini bukan karena varian baru virus corona.
"Saya perlu tegaskan, penambahan kasus positif yang besar saat ini terbukti bukan karena munculnya varian baru seperti yang muncul di Inggris," ujar Prof. Wiku saat konferensi pers.
Fakta ini ia dapatkan setelah mendapat laporan dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) yang melakukan whole genome sequencing (WGS), yaitu kegiatan pengurutan genom (struktur) virus yang menyebar dan menginfeksi beberapa orang dalam satu wilayah.
"Hasil pelacakan genom di sequencing oleh lembaga biologi molekuler eijkman, menyatakan whole genom squencing dikumpulkan kepada GISAID atau bank data virus influensa sebanyak 244 (sampel) dan tidak ditemukan mutasi B.1.1.7 sampai saat ini," terang Prof. Wiku.
Mutasi B.1.1.7 adalah kode mutasi virus corona SARS CoV 2 yang menyebar di Inggris, yang 70 persen lebih cepat menular. Mutasi ini membuat lebih banyak orang tertular Covid-19 dan meningkatkan kasus aktif di Inggris.
Sedangkan mayoritas mutasi virus corona yang menyebar di Indonesia punya kode mutasi D614G, yaitu 78 persen mutasi yang mendominasi dan tersebar ke seluruh dunia.
"Namun jenis mutasinya sudah banyak ditemukan ialah yang berjenis D614G," paparnya.
Terakhir, menurut Prof. Wiku, solusi terbaik mencegah virus bermutasi dan mereplika diri, yaitu mengurangi kasus infeksi Covid-19.
Baca Juga: Infeksi Ulang Varian Baru Virus Corona Afrika, Perlukah Sesuaikan Vaksin?
"Kita harus mampu menekan replikasi atau infeksi virus dengan menghambat laju penularan, jadi kita jangan sampai lengah lengah atas kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan," pungkas Prof.Wiku.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!