Suara.com - Penyakit penyerta seperti diabetes dapat memperparah kondisi pasien Covid-19. Pertanyannya kini, apakah pasien diabetes dapat menerima vaksin Covid-19?
Ketua POKJA Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI) dr. Erlina Burhan, Sp.P (K)., M.Sc., Ph.D mengataka, pasien diabetes masih bisa menerima vaksinasi Covid-19.
Hanya saja, mereka harus berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter dan mengontrol kadar gula dalam darah.
Sehingga saat menerima vaksinasi, pasien diabetes tidak dalam kondisi kadar gula melonjak dari batas normal.
"Kita lihat HbA1c (Hemoglobin Glikat) itu untuk melihat apakah penyakit diabetesnya terkontrol atau tidak," ujar dr Erlina dalam acara diskusi virtual bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI beberapa waktu lalu.
HbA1c atau hemoglobin A1c adalah sel darah merah seperti hemoglobin yang berkaitan dengan gula darah (glukosa).
Sehingga pemeriksaan HbA1c jadi salah satu cara untuk melihat tingkat darah yang mengandung glukosa selama tiga bulan terakhir.
Nah, bagi Anda yang memiliki riwayat diabetes dan ingin tetap menerima vaksin Covid-19, maka pastikan diabetes dalam kondisi terkontrol dengan menjalani pemeriksaan HbA1c ke dokter.
Jika Hemoglobin Glikat tinggi, maka segera melakukan tindakan untuk mengontrol gula darah baik dengan bantuan obat maupun menjalani pola hidup sehat.
Baca Juga: Mau Vaksinasi Covid-19 Tapi Hipertensi Kambuh, Apa yang Harus Dilakukan?
"Jadi sebaiknya kalau memang Anda sakit ke dokter, periksakan diri cari tahu status Anda dimana kalau HbA1c nya di bawah 7,5 itu akan mendapatkan tiket untuk divaksinasi," jelas dr Erlina.
Terakhir, dokter yang juga Ketua PP PDPI DKI Jakarta itu menegaskan pentingnya kriteria layak dan tidak layak mendapat vaksinasi bukan untuk menghalangi orang mendapat vaksin.
Hal tersebut dilakukan untuk melindungi masyarakat, dan mencegah terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang dikhawatirkan banyak orang.
"Jadi sebetulnya, arah vaksinasi ini bukan saja untuk mengendalikan Covid-19, tapi juga membuat orang memikirkan kesehatannya, mulailah kita mengetahui status kesehatan kita," tuturnya.
"Jadi ini prinsip kehati-hatian vaksinasi, selain tadi mengurangi KIPI jangan sampai dalam satu bulan ada KIPI," pungkas dr Erlina.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer
-
Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Begini Cara Aman Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi
-
Stop Cemas Anak Nonton Gadget! Tayangan Ini Hadir Jadi Jembatan Nilai Positif di Era Digital
-
Rahasia Seragam Medis Masa Depan Terungkap: Kolaborasi yang Mengubah Industri Tekstil Kesehatan!
-
Melihat dengan Gaya, Ini Cara Baru Menikmati Penglihatan yang Sehat
-
Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?