Suara.com - Para ahli China yakin bahwa India saat ini mengalami kapasitas pengendalian virus corona yang tidak memadai. Negara tersebut bahkan disebut bisa menjadi 'base camp' global untuk virus jika situasinya berlanjut setelah pembatasan dibuka kembali.
Respons ini muncul setelah media India mengaku lega dengan tingginya tingkat antibodi virus corona pada populasi di New Delhi, yang menurut mereka selangkah lebih dekat untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kawanan, lapor Global Times.
"Jika India tidak dapat mendeteksi dan merawat pasien virus corona dengan cepat, negara itu bisa menjadi base camp untuk virus corona baru dan menyebarkan virus ke seluruh dunia ketika pembatasan antar negara dibuka kembali," kata seorang ahli imunologi yang berbasis di Beijing, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, Selasa (26/1/2021).
Sang ahli imunologi tersebut menambahkan bahwa kekebalan kawanan yang dipuji media India tidak manusiawi karena mengorbankan nyawa.
Ia mencatat bahwa India mungkin tidak akan mudah mencapai herd immunity karena itu membutuhkan waktu yang lama. Lalu, pada saat itu akan terjadi, imunitas mereka yang terinfeksi sebelumnya akan berkurang sehingga bakal mengakibatkan lonjakan infeksi dan kematian.
Berdasarkan media India, India Today, tingkat kepositifan terbaru dari survei serologis di Delhi sekitar 50% di mana itu menunjukkan setidaknya setengah dari 20 juta orang di ibukota telah terinfeksi Covid-19.
Namun, data resmi yang dirilis oleh otoritas kesehatan India hanya mencatat 630 ribu kasus yang terkonfirmasi di kota dan total infeksi secara keseluruhan di negara tersebut mencapai lebih dari 10 juta.
Seorang ahli dari India mengatakan itu adalah hal baik dan Delhi akan segera bebas dari Covid-19 dengan adanya vaksinasi.
Meski begitu, para ahli China tidak sependapat dengan negara di Asia Selatan tersebut.
Baca Juga: Kasus Tembus 1 Juta, Angka Kematian Covid RI Hari Ini Cetak Rekor Baru
Presiden Asosiasi Industri Vaksin China, Feng Duojia, mengatakan kepada Global Times bahwa seseorang mungkin akan memiliki kekebalan setelah terinfeksi, tetapi mereka masih bisa terinfeksi kembali setelah imunitas berkurang, dan masih bisa menularkan ke orang lain.
"Antibodi melalui infeksi tidak dapat memberikan perlindungan yang cukup bagi penduduk negara itu," ujar Feng, dilansir Global Times.
Ahli vaksin dan imunologi asal Shanghai, Tao Lina, mengatakan bahwa hasil dari data tersebut menunjukkan ada cukup banyak pasien tanpa gejala yang gagal dideteksi dan diobati di India.
Tao memperingatkan penghalang pelindung yang dibuat oleh orang India bisa jadi lemah terhadap varian virus baru yang terdeteksi di Inggris dan Afrika Selatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
Terkini
-
Lawan Kanker: Tenaga Biomedis RI Digenjot Kuasai Teknologi Pencitraan Medis!
-
Lebih dari Sekadar Lari: Half Marathon dengan Pemandangan Ikonik Jakarta
-
Cuaca Panas Bikin Kulit Gatal dan Ruam Merah? Itu Tanda Alergi, Ini Obat yang Tepat
-
Peer Parenting: Rahasia Ibu Modern Membangun Generasi Luar Biasa
-
Rahmad Setiabudi Jadi Pelari Indonesia Tercepat di Chicago Marathon 2025
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!