Suara.com - Pada Rabu (27/1/2021) sore, Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas yang cukup besar. Kondisi tersebut juga menyebabkan hujan abu.
Hujan abu vulkanik terdiri dari partikel yang bentuknya tidak beraturan, tajam serta bergerigi.
Berdasarkan laman Teach The Earth, partikel gas berbahaya yang terbawa oleh abu vulkanik termasuk karbon dioksida, sulfat (sulfur dioksida), asam hidroklorik, dan asam hidroflourat.
Gas-gas tersebut dapat berdampak pada kesehatan, termasuk masalah pernapasan, mata, hingga iritasi kulit.
Gejala masalah pernapasan yang dialami saat terpapar abu vulkanik seperti pilek, sakit tenggorokan atau batuk, mengi atau sesak napas, serta kemungkinan bronkitis.
Sedangkan gejala pada masalah mata termasuk mata gatal atau kemerahan, lecet atau adanya goresan pada kornea, konjungtivitis, dan air mata.
Salah satu efek jangka panjang abu vulkanik adalah silikosis, yakni penyakit yang mengakibatkan kerusakan paru-paru dan jaringan parut, akibat paparan partikel silika kristal bebas.
Mineral yang terkait dengan silikosis termasuk kuarsa, kristobalit, dan tridimit, semuanya berpotensi terkandung dalam abu vulkanik.
Abu vulkanik juga dapat mencemari suplai air. Karenanya, orang yang terpapar perlu melindungi diri dengan melakukan pencegahan yang disarankan oleh Federal Emergency Management Agency (FEMA):
Baca Juga: Potensi Erupsi Merapi Makin Besar, 150 Warga Turgo Ngungsi ke Purwobinangun
- Kenakan pakaian pelindung, kacamata, dan masker debu
- orang yang sudah mengalami gangguan pernapasan harus tetap di dalam atau mengungsi
- basahi partikel debu dan abu untuk mencegah pergerakan di udara (aerosol)
- saat mengemudi, jaga jarak yang tepat di antara mobil karena jarak pandang berkurang
- hindari pengerahan tenaga, karena pernapasan berat menyebabkan menghirup partikel lebih dalam ke paru-paru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas