Suara.com - Masa isolasi mandiri akibat pandemi virus corona Covid-19 tidak hanya memicu masalah sendi, punggung, lutut dan penambahan berat badan, tetapi juga masalah mata.
Bekerja dari rumah dan pemeriksaan mata yang tidak rutin akibat pandemi menyebabkan penurunan kesehatan mata pada orang dewasa, lansia hingga anak-anak.
Kondisi ini bisa dipicu oleh ketegangan mata, kelelahan atau sakit kepala yang merupakan keluhan umum semua orang ketika pandemi.
Karena itu, semua orang disarankan mengikuti aturan 20-20-20, yakni setiap 20 menit melihat sesuatu berjarak 20 kaki setidaknya selama 20 detik.
Selain itu, semua orang juga harus membatasi penggunaan gadget elektronik dan mengelola kadar gula darah yang bisa menyebabkan penglihatan kabur.
Bekerja dari rumah, sekolah online, tidak memakai kacamata, stres akibat pemakaian lensa kontak berlebihan, kurangnya perawatan mata lebih sering menyerang anak-anak sekarang ini.
Pandemi virus coroona telah menambah banyak kasus masalah mata sebesar 30 persen. Peningkatan jumlah kasus ini tentu berhubungan dengan meningkatnya paparan cahaya biru pada sebagian besar orang selama lockdown.
Padahal paparan cahaya biru terlalu lama bisa menyebabkan kekeringan, rasa terbakar, berair, kemerahan, penglihatan kabur, penglihatan ganda dan sakit kepala.
Bahkan ruangan yang terang pun bisa merepotkan otot mata Anda. Dr Hemant Todkar, Konsultan Dokter Spesialis Mata, Rumah Sakit Apollo Spectra, Pune mengatakan mengabaikan kadar gula darah, tekanan darah tinggi atau kolesterol bisa meningkatkan risikonya.
Baca Juga: Kunjungi Wuhan untuk Cari Asal-usul Virus Corona, Gerak Tim WHO Terbatas
"Cobalah memakai layar anti-silau untuk monitor ketika menggunakannya bekerja atau sekolah, perbesar ukuran teks, sering beristirahat dan pegang ponsel dalam posisi 90 derajat dan jangan tegang," kata Dr Todkar dikutip dari Times of India.
Jangan lupa sering mengedipkan otot mata untuk menghindari mata kering, lakukan diet seimbang, berhenti minum alkohol dan merokok untuk meminimalisir risikonya.
Anda juga bisa menggunakan kacamata khusus, menghindari mengerjakan tugas menggunakan laptop atau semacamnya di bawah cahaya redup dan lakukan pemeriksaan mata rutin.
Pemeriksaan mata rutin ini akan membantu mengatasi dan mencegah berbagai penyakit, seperti glaukoma, katarak atau degenerasi makula terkait usia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban