Suara.com - Indera pendengaran merupakan unsur penting dalam proses komunikasi. Tanpa kemampuan mendengar yang baik, proses komunikasi akan menjadi terhambat.
Pada beberapa orang, gangguan pendengaran sering terjadi secara tiba-tiba. Namun pada beberapa kasus, masalah pendengaran berkurang hanya terjadi pada satu telinga.
Kondisi ini juga dikenal sebagai gangguan pendengaran sepihak atau tuli sepihak. Hal ini akan membuat kemampuan mendengar seseorang hanya mendengar suara jelas dari satu sisi.
Sementara di satu sisi lain, biasanya kemampuan pendengaran berkurang bahkan tidak bisa mendengar sama sekali.
Dilansir dari Heatlhline, penyebab gangguan pendengaran di satu sisi bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:
- Cedera di telinga di satu sisi
- Paparan suara keras atau obat-obatan tertentu
- Penyumbatan telinga
- Tumor
Kurangnya pendengaran juga bisa terjadi akibat penuaan atau bertambahnya usia. Hal ini juga bisa disebabkan karena menumpuknya kotoran di telinga sehingga pendengaran berkurang.
Selain itu, gangguan pendengaran di satu sisi bisa juga terjadi karena kondisi medis pada orang, di antaranya:
- Neuroma akustik, yaitu sejenis tumor yang menekan saraf yang memengaruhi pendengaran
- Pecahnya gendang telinga di satu sisi
- Labirinitis, yaitu kelainan yang menyebabkan alat telinga bagian dalam menjadi bengkak dan teriritasi
- Penyakit Meniere, yaitu kelainan yang memengaruhi telinga bagian dalam dan akhirnya menyebabkan ketulian
- Neurofibromatosis tipe 2, merupakan penyakit bawaan yang menyebabkan pertumbuhan nonkanker muncul di saraf pendengaran
- Otitis eksterna (telinga perenang), yaitu radang telinga luar dan saluran telinga
- Otitis media dengan efusi, merupakan infeksi dengan cairan kental atau lengket di belakang gendang telinga
- Herpes zoster, yaitu infeksi yang disebabkan oleh virus yang sama yang menyebabkan cacar air.
Masih terdapat berbagai penyakit lainnya yang menjadi penyebab gangguan pendengaran di satu sisi.
Namun, gangguan pendengaran di satu sisi juga bisa disebabkan oleh obat-obatan seperti, obat kemoterapi, diuretik, toksisitas salisilat (aspirin), dan antibioktik (streptomisin dan tobramycin).
Baca Juga: Ganggu Banget, Begini Cara Mengusir Nyamuk yang Berdengung di Telinga
Pengobatan yang dilakukan untuk seseorang yang mengalami gangguan ini biasanya ditinjau dari penyebabnya.
Pada beberapa kasus, kondisi gangguan pendengaran ini tidak bisa diobati dan biasanya dokter akan memberikan alat bantu dengan untuk membuat pendengaran membaik.
Untuk gangguan yang bisa diobati biasanya beberapa hal yang dilakukan untuk menyembuhkannya antara lain:
- Operasi untuk memperbaiki telinga atau mengangkat tumor
- Memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi
- Steroid untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan
- Menghentikan penggunaan obat yang mungkin menyebabkan gangguan pendengaran
Kehilangan pendengaran juga bisa disebabkan oleh penumpukan kotoran telinga dapat diatasi dengan membuang kotoran telinga secara perlahan.
Seseorang dapat mencoba produk yang dijual bebas di rumah seperti hidrogen peroksida, beberapa tetes minyak mineral, baby oil, atau produk penghilang kotoran telinga seperti Debrox.
Untuk penggunaan obat-obat tersebut diharap untuk berkonsultasi dengan dokter agar memakainya tidak berlebihan. (Penulis: Fajar Ramadhan)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang