Suara.com - Memasuki bulan ke 13, infeksi Covid-19 telah menjangkiti sebanyak 105.391.715 orang di seluruh dunia. Dikutip dari situs worldometers.info, ada 498.858 infeksi baru dalam satu hari kemarin.
Sedangkan angka kematian bertambah 14.124 jiwa pada 24 jam ini. Hingga Jumat (5/2) pukul 07.27 WIB, lebih dari 77,22 juta orang di dunia dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19 dengan 25.8 juta orang lainnya masih dalam perawatan.
Vaksinasi Covid-19 jadi harapan untuk menekan penularan makin meluas juga mengurangi angka kematian. Hingga Selasa (2/2) dikabarkan sudah lebih dari 100 juta orang di 77 negara telah divaksin Covid-19. Namun muncul kekhawatiran baru bahwa vaksinasi didominasi negara kaya.
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) memperingatkan efek mematikan dan menghancurkan jika negara-negara kaya mengambil pasokan vaksin Covid-19.
Temuan IFRC, hampir 70 persen vaksinasi sejauh ini telah dikirim ke 50 negara terkaya di dunia. Sedangkan hanya 1 persen vaksinasi diberikan ke 50 negara paling miskin.
"Ini mengkhawatirkan karena tidak adil, dan karena dapat memperpanjang atau bahkan memperburuk pandemi yang mengerikan ini," kata sekretaris jenderal IFRC Jagan Chapagain dalam keterangan persnya.
Pakar kesehatan mengatakan bahwa vaksinasi yang meluas dalam skala global akan mencegah munculnya mutasi dan pada akhirnya menaklukkan pandemi. IFRC juga memperingatkan jika ada satu negara tidak mendapat vaksinasi, virus Covid-19 akan terus beredar dan bermutasi.
Kondisi itu bisa menyebabkan munculnya varian yang tidak merespons vaksin. Juga membiarkan virus menginfeksi orang yang mungkin telah divaksinasi.
IFRC mendukung inisiatif global yang dipimpin bersama oleh Organisasi Kesehatan Dunia yang disebut COVAX. Program itu bertujuan untuk mempercepat distribusi vaksin Covid-19 yang adil ke negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah.
Baca Juga: Meski Sudah Divaksin Sinovac, Profesor Unsri Ini Ingin Divaksin Merah Putih
WHO menargetkan untuk meluncurkan 2 miliar vaksin dari sejumlah produsen pada akhir tahun 2021. Perjanjian telah dibuat, atau sedang dikerjakan, untuk mendapatkan jutaan dosis dari Pfizer, AstraZeneca, Johnson & Johnson, Serum Institute of India dan Sanofi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan