Suara.com - Kleptomania merupakan gangguan jiwa pada seseroang di mana ia memiliki rasa ingin mencuri yang tidak dapat ditahan. Gangguan ini tidak berpengaruh kepada nilai barang yang diambil. Terkadang, yang diambil tidak berharga dan sudah rusak.
Gangguan ini terjadi karena adanya masalah pengendalian diri baik emosional maupun perilaku. Hal tersebut yang membuatnya mengalami kesulitan menahan godaan untuk mengambil barang orang lain.
Sampai saat ini penyebab kleptomania masih belum diketahui. Namun, berdasarkan beberapa teori, hal ini disebabkan perubahan yang terdapat di otak. Dilansir dari mayoclinic, biasanya kleptomania juga berhubungan dengan beberapa hal, di antaranya:
- Masalah zat kimia di otak yang disebut serotonin. Zat ini yang membantu mengatur suasana hati dan emosi pada seseorang. Kadar serotonin yang rendah akan menyebabkan perilaku impulsif terhadap orang tersebut.
- Gangguan adiktif. Perilaku kleptomania bisa sebabkan gangguan adiktif yang menyebabkan dirinya mencuri. Hal ini menyebabkan mencuri membuat pelepasan dopamin, yaitu zat yang menyebabkan rasa senang. Hal itu yang membuatnya melakukan berulang kali.
- Sistem opioid otak. Keinginan terhadap sesuatu diatur oleh opioid otak. Jika terjadi masalah pada bagian ini, akan membuat seseorang sulit menahan keinginan yang dimilikinya.
Orang yang mengalami kleptomania biasa menunjukkan tanda atau gejala pada perilakunya. Gejala seseorang mengalami kleptomania di antaranya:
Ketidakmampuan untuk menahan dorongan kuat untuk mencuri barang yang tidak dibutuhkan
- Merasa meningkatnya ketegangan, kecemasan, atau gairah yang mengarah pada pencurian
- Merasakan kesenangan, kelegaan atau kepuasan saat mencuri
- Merasa sangat bersalah, menyesal, membenci diri sendiri, malu atau takut ditangkap setelah pencurian
- Kembalinya dorongan dan pengulangan pencurian secara terus-menerus
- Orang dengan kleptomania biasanya juga menunjukkan berbagai perilaku yang dapat terlihat, di antaranya:
- Saat mencuri, ia tidak mengambilnya secara paksa. Jika melakukannya, hal ini didasarkan karena keinginannya yang begitu kuat sehingga mereka tidak dapat menahannya.
- Kleptomania muncul secara tiba-tiba. Biasanya saat melihat suatu hal, ia memiliki rasa ketertarikan terhadap hal tersebut.
- Kebanyakan penderita kleptomania mencuri dari tempat umum, seperti toko dan supermarket. Beberapa mungkin mencuri dari teman atau kenalan, seperti di sebuah pesta.
- Seringkali, barang yang dicuri tidak bernilai bagi penderita kleptomania, dan orang tersebut mampu membelinya.
- Barang-barang yang dicuri biasanya disimpan, tidak pernah digunakan. Barang juga dapat disumbangkan, diberikan kepada keluarga atau teman, atau bahkan secara diam-diam dikembalikan ke tempat barang dicuri.
Untuk mengatasinya, biasanya orang yang mengalami gangguan kleptomania melakukan terapi dan konsultasi mental. Sebab penyebabnya yang belum jelas, jadi tidak dapat dilakukan pengobatan secara medis. Oleh karena itu, diperlukan konsultasi mental untuk mengubah perilaku atau kebiasaannya tersebut.
Penulis: Fajar Ramadhan
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru