Unggahan tersebut sampai saat ini telah mendapat perhatian warganet hingga lebih dari 2,2 juta orang. Beragam komentar pun ditinggalkan, kebanyakan mereka setuju dengan si pemilik akun dan menekankan pentingnya second opinion.
"Nitip pesen ke semua bumil kalo divonis ina inu please cari second opini ke dokter lain. kasus kaya gini buanyak banget, alasan klasik air ketuban kurang," ujar @DameeSoul.
"Itulah perlunya second opinion, dulu anakku divonis gak berkembang tidak ada denyutnya perlu dikuret, sedih akhirnya coba ke dokter lain bilang bagus," kata @citra_quinn.
"Aku juga pernah bun kaya gitu, cuma ga aku anggap penipuan ya gimana namanya juga manusia kadang ada kesalahan," tulis @JasmineAbigail.
Air ketuban memang merupakan salah satu pendukung penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi selama di dalam kandungan. Namun, bagaimana jadinya jika jumlah air ketuban di dalam kandungan sangat sedikit (oligohidramnion)?
Dilansir Hello Sehat, volume air ketuban yang dikatakan kurang atau sedikit, adalah 500 mililiter (ml) pada usia kehamilan 32-36 minggu. Kondisi ini bisa terjadi di berbagai usia kehamilan.
Akan tetapi, jumlah air ketuban yang sedikit umumnya terjadi di trimester ketiga atau akhir kehamilan. Semakin dekat hari perkiraan lahir, biasanya volume air ketuban akan semakin berkurang.
Jumlah air ketuban yang terlalu sedikit dapat memengaruhi ukuran kantung ketuban sehingga membuatnya berukuran lebih kecil daripada normalnya. Bukan tidak mungkin, hal ini dapat mengganggu dan membatasi tumbuh kembang janin.
Alhasil, kemudian muncul beragam gejala oligohidramnion pada bayi. Berikut gejala air ketuban sedikit pada bayi yang sudah lahir:
Baca Juga: Awalnya Olah Kolang-kaling, Anak Syok Lihat Masakan Ibu dan Neneknya
- Jarak antar kedua mata tampak agak jauh.
- Hidung tampak lebar.
- Posisi telinga rendah ketimbang yang seharusnya.
- Bila kondisi tersebut dipicu oleh gagal ginjal, jumlah urine saat lahir biasanya sangat rendah bahkan tidak ada.
- Oligohidramnion juga dapat mengganggu perkembangan paru-paru bayi. Kondisi ini berisiko membuatnya mengalami kesulitan bernapas saat dilahirkan nantinya.
Jika kondisi oligohidramnion sudah terdeteksi sejak trimester pertama kehamilan, risiko yang mungkin terjadi meliputi:
- Masalah pada organ tubuh bayi sehingga berisiko menimbulkan cacat lahir.
- Meningkatkan peluang keguguran atau lahir mati.
Sementara bila mengalami oligohidramnion di trimester kedua kehamilan, komplikasi bisa mencakup:
- Intrauterine growth restriction (IUGR) atau janin tidak berkembang di dalam kandungan.
- Bayi lahir prematur.
- Muncul komplikasi persalinan, seperti prolaps tali pusar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!