Suara.com - Sebuah penelitian memperingatkan bahwa satu dari tiga gejala utama virus corona Covid-19 akan membuat seseorang berhenti berhubungan seks.
Adapun tiga gejala utama virus corona Covid-19, termasuk batuk terus-menerus, demam tinggi serta hilangnya indra penciuman dan perasa.
Seseorang harus mengisolasi diri ketika mengalami gejala virus corona tersebut. Tapi, orang yang mengalami anosmia lebih memerlukan isolasi mandiri.
Para peneliti juga telah mengaitkan hilangnya indra penciuman atau anosmia sebagai gejala virus corona Covid-19 dengan menurunkan dorongan seksual seseorang.
Menurut peneliti AS, indra penciuman memainkan peran kuat dalam memengaruhi dorongan seksual seseorang. Dalam The Journal of Sexual Medicine, para ahli mengatakan orang dewasa yang mengalami penurunan emosional dan dorongan seksual memiliki gejala anosmia tersebut.
Mereka telah menganalisis 2.084 orang dewasa berusia 65 tahun ke atas dan mengamati hubungan antara hilangnya indra penciuman dengan menurunkan dorongan seksual seseorang.
Mereka mengunakan alat pengukur indra penciuman dan menghubungkannya dengan frekuensi pikiran seksual para peserta. Para peneliti juga bertanya tingkat kepuasan para peserta pada aktivitas seksual yang terakhir.
"Penurunan indra penciuman pada orang dewasa berkaitan dengan menurunkan dorongan seksual dan tingkat kepuasaan emosional pada aktivitas seksual. Tetapi, gejala ini tidak menurunkan frekuensi aktivitas seksual," jelas Jesse K. Siegel dari University of Chicago dikutip dari The Sun.
Penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan fungsi indra penciuman bisa memengaruhi gairah seksual pada orang dewasa. Karena itu, hilangnya indra penciuman dan perasa harus ditangani dokter agar tidak memengaruhi kesehatan seksual seseorang.
Baca Juga: Bidan di Pandeglang Positif Corona usai Divaksin, Kini Diisolasi di RS
Sistem penciuman adalah cara tubuh Anda memproses indera penciuman Anda. Olfaksi terjadi ketika bau menempel pada reseptor di rongga hidung.
Kemudian, olfaksi mengirimkan sinyal melalui sistem penciuman, yang bisa berbeda pada semua orang karena setiap orang mengartikan bau yang berbeda.
Misalnya, sebagian orang menyukai aroma rumput yang baru dipotong dan yang lainnya tidak. Penciuman memiliki banyak fungsi dan bisa membantu Anda mendeteksi bahaya serta feromon.
Feromon adalah bahan kimia yang bertindak seperti hormon di luar tubuh. Ada beberapa feromon yang berhubungan dengan makanan, seks dan alam untuk memengaruhi perilaku seseorang.
Para ahli juga menyesuaikan studi mereka dalam hal usia, jenis kelamin, ras, pendidikan, kognisi, penyakit penyerta dan depresi.
Tapi, mereka mengatakan bahwa belum jelas hilangnya indra penciuman menjadi penyebab utama penurunan gairah seks atau bukan.
"Penciuman memiliki hubungan yang kuat dengan sistem limbik, yang memainkan peran penting dalam memproses emosi dan dorongan seksual. Neuron di penciuman juga memproyeksikan langsung ke hipotalamus, mediator kunci lain dari dorongan seksual," jelasnya.
Penelitian ini dilakukan sebelum pandemi virus corona Covid-19 melanda. Sehingga para peneliti tidak bisa mendapatkan data seseorang dengan virus corona memiliki dorongan seualks lebih rendah akibat anosmia atau tidak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis