Suara.com - Sebagian besar orang pasti sudah menyadari pentingnya konsumsi makanan sehat dan seimbang. Tapi, banyak orang yang masih lupa cara makan yang baik.
Sebuah studi baru mengklaim bahwa makan di depan TV atau ketika stres mungkin membuat nutrisi dalam makanan tidak tercerna baik oleh tubuh. Berbeda bila Anda makan bersama keluarga.
Studi baru oleh University of Illinois, Chicago, makan bersama keluarga memang hal yang sederhana, tapi ini bisa memberikan banyak manfaat.
Berdasarkan penelitian, makan tepat waktu, konsumsi makanan sehat atau menyiapkan makan terlebih dahulu masih kurang efektif untuk kesehatan kita secara keseluruhan.
Menurut para ahli, waktu makan bersama keluarga harus mulai diperhatikan dan menjadi prioritas yang sering dilakukan.
Para ilmuwan telah mengevaluasi lebih dari 500 keluarga dengan anak usia sekolah dasar di seluruh negara bagian Illinois. Para peserta diminta untuk menjawab pertanyaan seputar keamanan pangan, perencanaan makanan, dan waktu makannya.
Kemudian, para peneliti menganalisis data pola makan dan mengidentifikasi tiga kelompok atau profil keluarga yang berbeda.
Kelompok pertama yang terdiri dari 55 persen peserta melaporkan tingkat kekacauan rumah tangga yang paling rendah di antara lainnya.
Kelompok kedua yang mencakup 27 persen peserta memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah dalam menyiapkan dan merencanakan makanan.
Baca Juga: Waduh, Gejala Virus Corona Ini Bisa Turunkan Dorongan Seksual
Kelompok ketiga yang terdiri dari 18 persen peserta memiliki tingkat ketahanan pangan yang lebih tinggi di antara dua kelompok lainnya.
Tetapi, orang dalam kelompok ketiga ini melaporkan tingkat kekacauan rumah tangga yang serupa dengan kelompok kedua.
Jadi, makan bersama keluarga secara stabil sangat penting untuk diri sendiri, selain pola makan yang sehat dan seimbang. Adapun manfaat lain dari makan bersama keluarga seperti yang dilansir dari Times of India, antara lain:
1. Mencegah masalah psikososial
Menurut peneliti Kanada, makan bersama keluarga bisa mencegah masalah gangguan makan, penggunaan narkoba, perilaku kekerasan, depresi, dan pikiran untuk bunuh diri pada remaja.
2. Menurunkan berat badan
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?